SAGA

Kerusakan Lingkungan Ancam Nusakambangan

Kerusakan Lingkungan Ancam Nusakambangan


KBR68H -
Seorang warga Cilacap, Jawa Tengah  berencana menggalang petisi untuk menyelamatkan lingkungan.   Ancaman kerusakan lingkungan itu berasal dari aktivitas perusahaan tambang, PT Holcim Cilacap Plant. Pabrik semen itu menyanggah tudingan  sambil menunjukan  sejumlah  program penyelamatan lingkungan yang diganjar penghargaan pemerintah. 


Siang menjelang petang, kapal motor yang ditumpangi KBR68H membelah perairan Cilacap, Jawa Tengah  menuju Pulau Nusakambangan. Tujuan kami kali ini bukan bermaksud menyambangi penjara legendaris tersebut. Bersama rombongan dari Kementerian Lingkungan Hidup atau KLH, kami memenuhi undangan salah satu perusahaan yang dinilai memiliki komitmen  tinggi kepada persoalan lingkungan.

Perusahaan itu adalah PT.Holcim Cilacap Plant  yang  beberapa waktu lalu diganjar proper emas.  Itu adalah penghargaan tertinggi di bidang manajemen limbah dan lingkungan hidup di Indonesia dari KLH. Juru bicara KLH, Sinta Sapttarina menuturkan, “Jadi kita menilai dari penghematan energinya, dari emisi karbon, dari pengelolaan air, dan sebagainya. Semua perusahaan itu normalnya biru. Itu tandanya dia taat aturan.  semua perusahaan itu normalnya biru. Kalau dia kurang satu syarat saja maka dia akan menjadi merah, dan kalau turun lagi maka warnanya hitam, itu ditindak langsung sama polisi. Nah kalau bias melampaui batas yang ditetapkan, misalnya syaratnya menjaga air tetap bersih tapi dia bias konservasi air maka dapatnya hijau, kalau terus terusan hijau dapatnya emas. Holcim ini sudah 5 kali berturut-turut dapat hijau”

Holcim dengan bangga mengajak rombongan wartawan yang diundang,  melihat hasil konservasi alam yang diklaim dilakukan secara berkelanjutan. Rombongan  dibawa ke Quary VI. Quary merupakan istilah lain dari tempat tambang. Lokasinya berada di Pulau Nusakambangan.

Di antara gugusan tebing yang tercakar alat berat, nampak deretan pohon kecil tersusun rapi. Salah satu petugas lapangan Holcim, Baekuni mengatakan, pohon-pohon itu merupakan hasil kerja timnya dalam rangka konservasi dan reklamasi lahan bekas tambang. “Kita sering dicek oleh Dishutbun dan BLH per tiga bulan. Mereka mnegecek apakah kerja kita bagus. Tapi kita selalu bagus. Tahun lalu kita nanam 6 hektar, tahun ini 4 hektar, itu dicek. Kita selalu berupaya seratus persen,” katanya.

Tak hanya itu, kata dia upaya reklamasi dan penghijauan telah berhasil mengembalikan beberapa satwa liar.

  • kerusakan
  • lingkungan
  • nusakambangan
  • cilacap
  • holcim

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!