SAGA

Pudarnya Pesona Jatinegara

Pudarnya Pesona Jatinegara

KBR68H - Bangsa yang merugi adalah bangsa yang membiarkan situs sejarahnya terbengkalai, kata seorang sejarawan. Tengok saja bangunan bersejarah peninggalan era kolonial di Jatinegara, Jakarta. Daerah yang dulu dikenal dengan sebutan Meester Cornelis tersebut terlihat  seperti tak terawat. KBR68H menelusuri jalan di Jatinegara yang semakin sesak akibat arus lalu lintas kendaraan dan aktivitas pedagang kaki lima

Wilayah Jatinegara atau yang lebih dikenal dengan Pasar Mester jadi salah satu pusat perdagangan di timur Jakarta. Pada masa penjajahan kawasan ini dipenuhi deret bangunan Belanda. Sebut saja seperti  sisa jembatan rel kereta api, Gereja Bethel yang kini jadi Gereja Koinonia sampai gedung di depan Stasiun Jatinegara.  Kondisi bangunan tersebut nyaris tak terurus.

Kawasan ini semakin semerawut akibat sebagian bahu jalan digunakan untuk jalur bus Trans Jakarta. Arus lalu lintas dari Jatinegara menuju Cipinang yang melalui Stasiun Jatinegara macet total pada jam pulang kantor. Belum lagi parkir liar di sepanjang badan jalan dan angkutan umum yang ngetem menaik- turunkan penumpang seenaknya menambah semerawut arus lalu-lintas. Santa, petugas parkir setempat menuturkan, "Tidak ada jalur busway saja sudah macet. Ditambah pembatasnya (sparator) cukup tinggi jadi sulit diterobos kendaraan lain kalo lagi macet.”

Kondisi kesemerawutan kawasan itu diperparah dengan aktivitas pedagang kaki lima. Lokasi pasar  terletak disalah satu ruas jalan antara Tamplas Bogor hingga jalan Baypass.  Petang mulai menyapa Jatinegara.  Aktivitas pasar yang dimulai bersamaan dengan jam pulang kantor membuat kemacetan makin menjadi. Iskandar, karyawan yang biasa melewati kawasan itu.  “Kalau pulang kerja bisa makan waktu 30 menit lebih lama dibanding berangkat,” katanya.

Tak semua pedagang mengetahui sisa bangunan bersejarah di Jatinegara. Salah satunya Herman Effendi.  “Mas sebelumnya tahu gak mas kalau wilayah ini salah satu tempat bersejarah di Jakarta mas? Wah kalo itu saya kurang tau yah bang, yang saya tau Cuma gedung kodimnya aja udah, tapi gak tau dulunya bekas apa. Kalau wilayah ini termasuk jalan Anyer Panarukan buatan Deandels mas? Duh kurang tau deh. Mas ngerasa gak kalau pedagang kaki lima ngeganggu pengguna jalan? Ya kalau dibilang buat macet mah ya macet total, Cuma mau gimana lagi orang disini buat nyari duit dan nyari makan, mau diapain lagi. Kalau di kasih tempat lain buat dagang gimana mas? Kalo untuk itu sih mendingan tetep disini karenakan emang udah bener-bener, orang tuh udah pada tau kalo pasar Kodim ini udah banyak pedagangnya. Kalo misalkan dipindahin ketempat lain ngerinya daya belinya ntah kurang ya kan. Ntar kurang penghasilan saya”

Pada masa penjajahan Belanda kawasan Jatinegara dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan di Batavia. Wilayah yang disebut Messter Cornelis tersebut setingkat kota praja di Batavia selain kawasan Kota Tua di Jakarta Barat. Seiring perkembangan zaman pesona Jatinegara mulai memudar. Selain semerawut, kumuh tingkat kriminalitasnya pun cukup tinggi.


Seperti apa persisnya kawasan Messter Cornelis atau Jatinegara tempo dulu?

  • jatinegara
  • meester cornelis
  • bangunan
  • situs
  • sejarah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!