CERITA

Asa Kecil dari Gereja Kecil untuk LGBT

"“Kami membuat satu deklarasi untuk menerima LGBT sebagai bagian dari komunitas ini dan kami tidak berupaya 'menormalkan' mereka jadi hetero.""

Asa Kecil dari Gereja Kecil untuk LGBT
Ibadah jemaat Gereja Komunitas Anugerah Baptist-Reformed Salemba. Foto: KBR

KBR, Jakarta - Minggu pagi, Danu bersama jemaat Gereja Komunitas Anugerah Baptist-Reformed Salemba, beribadah di kantor Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta.

Meski identitasnya sebagai gay, tapi tak membuatnya menghindari ritual keagamaan ini. Setidaknya sudah setahun, ia bergabung dengan 30an jemaat gereja itu.


Pria berusia 27 tahun tersebut, merasa nyaman lantaran tak mesti berpura-pura menyembunyikan identitasnya. Ia pun bebas mengekspresikan diri, tanpa harus bersikap layaknya laki-laki heteroseksual.


“Sangat menyiksa. Biasanya kita kalau nyanyi-nyanyi suaranya lantang, tapi kita suaranya harus lebih kalem, karena bakalan ketahuan, kok cowok suaranya melambai banget. Jadi distraight-in aja, dan nggak nyaman, aduh gue nggak nyaman banget, sumpah, gue pengen dengan bebas,” kata Danu.


Di Gereja Baptist Reformed Salemba, Danu dan belasan LGBT lain dipandang setara dengan kaum heteroseksual.


Bahkan menurut Pendeta Suarbudaya Rahadian, LGBT tak berdosa dan diterima Tuhan. Deklarasi resmi tentang sikap ini dinyatakan sekitar pertengahan tahun lalu.


“Kami membuat satu deklarasi untuk menerima LGBT sebagai bagian dari komunitas ini dan kami tidak berupaya 'menormalkan' mereka jadi hetero. Karena kami menganggap gender dan seksualitas itu juga anugerah Allah, itu bukan penyimpangan, deviasi,” jelas Pendeta Suarbudaya.


Hanya saja, sikap itu tak urung membuat gereja dan Pendera Suarbudaya, panen kecaman dan tudingan sesat. “Ya tanggapannya pro dan kontra, ada yang menentang, ada yang mengutuk bahkan mengecap sesat. Tapi karena forumnya sekali lagi bukan forum yang serius, di sosial media, kami nggak bisa memberi tanggapan yang serius. Sejauh ini sayangnya belum ada tanggapan yang egaliter, setara.” tambahnya.


Pendeta Suarbudaya hanya berharap, langkah gerejanya bakal memunculkan diskusi di antara gereja-gereja mainstream. Ia menilai, banyak paham gereja tentang LGBT yang usang.


“Terlepas dari pendahulu-pendahulu kita pernah bilang itu adalah dosa dan penyimpangan, kami harus bilang bahwa mereka keliru. Mereka punya keterbatasan wawasan tentang psikologi, keterbatasan wawasan tentang ilmu kedokteran mungkin tidak seluas sekarang luas sekarang aksesnya sehingga hal-hal yang mendiskriminasi itu yang justru bertentangan dengan nilai-nilai kekristenan yang mendasar, mungkin perlu ditinjau ulang,” tambah Suarbudaya.


Sementara Danu yang bernaung di Gereja Komunitas Anugerah Baptist-Reformed Salemba, membuatnya betah beribadah.


“Selama gue masuk ke gereja ini, gue merasa lebih nyaman. Apalagi kalau gereja ini menerima kaum LGBT. Orang berpikir orang LGBT itu kan belum diterima di masyarakat luas, di Indonesia, apalagi di Jakarta, terutama di gereja-gereja yang sekarang fanatik-fanatik banget. Di sini gue ngerasa, gue punya kehidupan baru, dari situlah gue ngerasa lebih coming out lagi,” ucapnya.


Ia pun berharap, agar suatu hari, gereja akan memberkatinya dalam ikatan perkawinan.


“Kalau misalnya ada jodoh sih, ingin nikah, dalam arti kata gay ya. Kalau memang ada jodoh, yang memang dia sudah sama-sama yakin dirinya gay. Gue berharap Tuhan memberi gue pasangan yang memang seiman dan setia,” pungkas Danu.





Editor: Quinawaty Pasaribu

  • Gereja Komunitas Anugerah baptist-Reformed
  • LGBT

Komentar (7)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • josef7 years ago

    Masalah gay bisa dirasionalisaikan sbg masalah psikologi,faktor gen,atau apalah bt membuatnya masuk akal,tetapi di balik semua itu ada roh najis( roh homosek) yg menungganginya,gdn jelas dalam buku DR Derek Prince,judiui: Mereka Mengusir setan- setan demi nama-Ku,ada orang gay yang didoakan dan dilepaskan dari roh ini.

  • yo, sip6 years ago

    Masalah gay bisa dirasionalisasikan sbg masalah psikologi, faktor gen, atau apalah yang membuatnya masuk akal. Akan tetapi, di balik semua itu, ada sederet penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa upaya pengubahan orang gay dengan paksaan maupun doa tidak berhasil mengubah dia jadi hetero, dan malah cenderung dapat membuat orang gay menjadi gelisah, depresi, dan memiliki pikiran bunuh diri. :( https://www.livescience.com/25082-gay-conversion-therapy-facts.html

  • Pdt. Doris Sianturi 6 years ago

    LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) Pada dasarnya LGBT adalah sifat atau karakter duniawi yang melekat pada diri seseorang. Harus dimengerti bahwa LGBT memiliki hak untuk hidup di Indonesia bahkan di dunia ini. Tidak seorang pun yang berhak menghakimi mereka apalagi sampai menghilangkan nyawanya terkecuali Tuhan sendiri. Tentu LGBT adalah bukan sifat dasar manusia yang pernah diciptakan Allah pada permulaan penciptaan. Alkitab berbicara tentang Gender pada masa penciptaan bahwa manusia diciptakan hanya Laki-laki dan Perempuan. Dengan kata lain kasus LGBT tidak ada pada konsep penciptaan alam semesta. Terus mengapa LGBT muncul pada manusia? Harus diketahui pula bahwa sifat dan karakter LGBT itu muncul setelah manusia Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Jadi LGBT itu adalah efek dosa. Kalau LGBT efek dosa, jadi solusinya bagaimana supaya mereka jangan sampai tersingkirkan oleh kaum gender normal pada umumnya. Mereka perlu perhatian khusus. Mereka seperti domba yang terhilang. Gereja harus hadir dan menolong mereka keluar dari sifat dan karakter yang sudah masuk dalam diri mereka, yakni LGBT tadi. Mereka harus diberikan pemahaman-pemahaman bahwa semua ciptaan Tuhan pada mulainya baik dan oleh karena dosa manusia telah jatuh melalui keinginan hatinya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Jadi sebaiknya gereja harus terbuka terhadap LGBT sehingga mereka pun memiliki kesempatan untuk mengalami kelahiran baru di dalam Tuhan Yesus Kristus. Gereja harus yakin pekerjaan Roh Kudus sanggup mengembalikan mereka kepada jati diri mereka yang sebenarnya. Bahwa yang Laki-laki akan benar-benar menjadi Laki-laki yang dimaksudkan Tuhan serta yang Perempuan akan benar-benar menjadi Perempuan yang dimaksudkan Tuhan. Dengan kata lain terjadi Reform Gender (kembali kepada Gender yang sebenarnya) Tambahan: LGBT adalah dosa seksual dan bagian dari Perzinahan. Tentu saudara tahu bahwa hukum Musa yang ke 7 berkata Jangan berbuat zinah. Dan kata Zinah disitu merujuk pada 2 hal yaitu perzinahan daging/tubuh dan roh (penyebahan berhala). Yakinlah tidak ada yang mustahil bagi Allah. By. Pdt.Doris Sianturi.

  • Veronica Wong6 years ago

    Penguasaan diri yg lemah akar dari pembenaran diri, ingat Sodom Gomora telah membuat TUHAN MURKA! Bertobatlah! sblm Tuhan datang kembali! tayangan solusi CBN di SCTV. ttg LGBT http://youtu.be/b_bHo2RNnww kesakasian LGBT tgl 22 Maret 2017, https://youtu.be/_4bko212bOw Kesaksian : meninggalkan LGBT utk menjadi hamba Tuhan. https://www.facebook.com/veronica.jesusdiary/posts/1679720022074087

  • Sugandi6 years ago

    LGBT bisa beribadah tapi tetap dosa. Didalam ibadahnya perlu ada pemulihan dan pelepasan dari Roh Jahat bukan berarti harus melegalkan dan menyetujuinya. Jika ada pendeta atau gereja yg menyetujuinya berarti pendeta atau gereja tersebut sdh SESAT dan menyimpang dari Ajaran Tuhan. Kita harus hati hati terhadap gereja SESAT tersebut.

  • michelle angelie5 years ago

    apakah gereja ini menerima pemberkatan same sex marriage?

  • Bas5 years ago

    LGBT tetap disayang Tuhan Yesus... Tp tindakan free sex LGBT y tetap dosa2 yg mesti dibuang...