KBR, Malang - Sebuah tas berisi pakaian, makanan, peralatan dan suku cadang, nyantol di sepeda tandem milik Hakam Mabruri.
Sembari mempersiapkan perlengkapannya, Hakam bersama sang istri, Rofingatul Islami, juga melatih fisik dan mental. Pasalnya, setahun mendatang mereka akan menjelajahi sembilan negara; Malaysia, Thailand, Nepal, India, Arab Saudi, Yordania, Palestina, dan terakhir Mesir.
Ditemui di rumahnya, Hakam bercerita, cara ini dilakoni sebagai medium menyampaikan pesan damai. Sebab menurutnya, belakangan muncul aksi-aksi intoleran yang mengancam ke-Bhinekaan. Sebut saja, pelarangan ibadah jemaat Kristen, Ahmadiyah, Syiah. Bahkan ada pula yang berujung kekerasan.
"Pesan yang ingin disampaikan tentang kepercayaan bahwa damai itu bagian dari keimanan. Indonesia itu berlatar macam-macam agama dan kebudayaan tetapi saling menghormati," kata Hakam pada KBR sebelum berangkat.
Hakam sendiri adalah anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Malang. Bersepeda pun, sudah tak asing baginya. Dua tahun sebelumnya, ia telah berkeliling Indonesia melintasi Malaysia dan Brunei Darussalam –mengkampanyekan setop perdagangan dan perburuan penyu.
Perjalanan ini, nantinya juga dimanfaatkan untuk bertemu beragam komunitas dalam rangka membangun jejaring komunikasi lintas iman dan membagikan pengalaman spiritual mereka sebagai umat Muslim.
"Kami akan melewati perjalanan jejak Islam, peziarah dan komunitas non-Muslim yang akan kita tentukan titiknya. Sambil membagikan brosur ajakan untuk kerukunan antarumat beragama."
Sementara sang istri, Rofingatul, bakal ‘meracuni’ setiap orang yang dijumpainya, bahwa umat Islam di Indonesia cinta damai.
"Pesan mereka kita Muslim suka damai, kerukunan lah. Kita beda agama tapi satu tujuan. Kita menyembah berbeda tetapi kita itu cinta damailah Islam. Kalimat Allahuakbar bukan untuk maju perang, tapi ucapan itu untuk ayo kita damai," imbuh Rofingatul.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang, Hasan Abadi, sangat mendukung aksi Hakam dan Rofingatul –yang baginya sesuai dengan misi Nahdlatul Ulama; menyerukan Islam Nusantara. Islam yang membawa kearifan lokal, merawat keberagaman, juga menjaga perdamaian.
"Perjalanan pertama yang mereka lakukan sampai Mesir-Maroko. Kalau ini sukses ada etape kedua ke Amerika dan Eropa. Tapi untuk daerah ini sudah kita komunikasikan dengan jaringan perdamaian di Irak. Di Malaysia dan Singapura ada komunitas Bahai internasional. Di Eropa juga ada komunitas antaragama," ujar Hasan Abadi.
Dia pun menyayangkan kian maraknya aksi intoleransi di Indonesia.
"Kita merasa hari ini kebhinekaan dan persatuan terkoyak. Bukan hanya Indonesia. Sekarang ini kecenderungan global. Ada kekuatan rasial menguasai dunia. Ada peristiwa di Myanmar dan tempat lain dan kelompok di timur tengah itu."
Penyelengara aksi Hakam, Muhamad Amir, menyebut setidaknya butuh Rp90 juta untuk membiayai ekspedisi kali ini. Namun, baru terkumpul Rp10 juta yang berasal dari donasi dan penjualan cinderamata.
"Yang penting jalan dululah, Rp10 juta untuk tembus Indonesia saya pikir cukup. Cuma etape kedua dan ketiga menjadi pe-er terbesar kita. Karena kita juga dilihat komunitas lain, oh anak ini benar-benar," jelas Muhamad Amir.
Ia melanjutkan, Nepal dan Arab Saudi, akan menjadi jalur terberat lantaran sepanjang jalan banyak rute yang jauh dari pemukiman sehingga sulit jika keduanya terkena masalah. Kembali Amir.
"Bisa di Nepal bisa di Arab Saudi, kalau selain itu tiga hari tembus. Ketemu pemukiman dua tiga hari. Kalau di Arab Saudi gowes ratusan kilometer baru ketemu rumah itu di Arab Saudi dan Nepal. Kalau ada trouble di jalan kemudian tak bisa kontak official di Malang, maka insting orang di lapangan."
Sementara itu, Bupati Malang, Rendra Kresna, punya pesan khusus untuk Hakam dan Rofingatul.
"Akan membawa misi, mengenalkan Indonesia. Jaga kesehatan dan jaga semangat. Menyangkut perjalanan yang tak satu dua hari, atau sebulan. Ini menyangkut perjalanan selama satu tahun," pungkas Rendra Kresna.
Editor: Quinawaty
[SAGA] Demi Merawat Keberagaman, Hakam-Rofingatul Menyusuri 9 Negara
"Kalimat Allahuakbar bukan untuk maju perang, tapi ucapan itu untuk ayo kita damai," imbuh Rofingatul.

Kamis, 26 Jan 2017 13:15 WIB

![[SAGA] Demi Merawat Keberagaman, Hakam-Rofingatul Menyusuri 9 Negara [SAGA] Demi Merawat Keberagaman, Hakam-Rofingatul Menyusuri 9 Negara](https://kbr.id/media/?size=730x406&filename=holy-journey-hakam-rofingatul-foto-kon-wid.jpg)
Hakam Mabruri bersama istrinya, Rofingatul Islami melakukan Holy Journey Cycling Trip. Foto: Eko Widianto/KBR.
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Pandemi dan Kesejahteraan Jurnalis dalam Krisis
Kabar Baru Jam 8
Seperti Apa Tren Wisata 2021?
Kabar Baru Jam 10