INDONESIA

Star Wars ke Layar Wayang Kulit

"Tujuannya untuk menarik perhatian generasi muda agar tertarik pada wayang kulit yang hampir punah."

Faidzal Mohtar Malaysiakini

Star Wars ke Layar Wayang Kulit
Malaysia, wayang kulit, budaya, Faidzal Mochtar MalaysiaKini

Sekilas, wayang ini terlihat sama dengan wayang kulit tradisional. Tapi bila dilihat dengan seksama ada sejumlah perbedaan.

Efek visual dan suara sengaja ditambahkan agar penonton mendapatkan pengalaman yang berbeda.

Animator Chuo Yuan Ping bekerja sama dengan Muhammad Dain Othman seorang pemain wayang terkenal dalam proyek wayang kulit modern ini.

“Saya ingin mempromosikan seni tradisional ini kepada anak muda. Sebagian menyukainya tapi ada juga yang merasa wayang kulit sangat kuno dan ketinggalan jaman. Jadi untuk mendapatkan perhatian mereka, kita harus melakukan sesuatu yang mereka kenal.”

Dan itu adalah film seri Star Wars...

“Dua karakter utamanya adalah Sangkala Vader dan Perantau Langkit. Karakter protagonis dan antagonis, punya kekuatan putih dan kekuatan hitam, berbeda dengan karakter yang mereka kenali. Jadi inovasi baru antara yang baru dan yang lama, tradisional dengan fiksi ilmiah.”

Tujuan proyek ini adalah untuk menghidupkan kembali budaya tradisional tanpa mengubahnya secara total.

Pemain wayang kenamaan Muhammad Dain mengatakan inovasi sah-sah saja dalam sebuah tradisi selama nilai-nilai pokok tradisi tersebut tidak hilang.

“Jika Anda ingin memainkan cerita dari Barat seperti Star Wars, maka sang dalang, layar dan set perkusi, semua itu harus ada.”

Sebagai animator, Chuo Yuan Ping ingin meningkatkan kualitas wayang kulit yang tradisional dengan menambahkan suara, efek, efek visual dan boneka yang lain.

Salah satu perubahan lainnya adalah karakter music yang digunakan, kata Muhammad Dain.

“Kita bicara soal Star Wars. Para penggagas wayang ingin menciptakan musik khusus untuk Darth Vada. Mereka ingin membuat musik dari perkusi yang biasa mengiringi wayang kulit tradisional. Jika mereka memasukkan alat instrumen lain, maka itu bukan wayang kulit lagi.”

Butuh satu tahun untuk mempersiapkan pertunjukan wayang itu dan ada banyak rintangan yang harus diatasi, kata Chuo.

“Tidak ada yang pernah melakukan ini sebelumnya, jadi bagaimana kita akan melakukannya? Bisakah kita melakukannya? Kami menghadapi begitu banyak tantangan mulai dari pemotongan pola wayang, efek visual sampai lagu apa yang sesuai. Bisa dikatakan tantangan itu selalu ada dan tidak pernah ada habisnya.”

Dia bermaksud menggelar pertunjukan selama satu jam penuh. Cerita wayang diilhami dari empat episode film waralaba Star Wars.

Dengan adanya perpaduan antara tradisional dan modern diharapkan dapat melestarikan kesenian tradisional.



  • Malaysia
  • wayang kulit
  • budaya
  • Faidzal Mochtar MalaysiaKini

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!