BERITA

Bunuh Diri Anak di Jepang Capai Angka Tertinggi dalam 30 Tahun Terakhir

"Departemen Pendidikan Jepang mengatakan , alasan mereka melakukan bunuh diri karena mengalami perundungan (bullying), masalah keluarga, dan stres."

Pricilia Indah Pratiwi

Bunuh Diri Anak di Jepang Capai Angka Tertinggi dalam 30 Tahun Terakhir
Anak-anak sekolah berjalan pulang di distrik Ebisu di Tokyo (4/9/2017). Orang-orang muda bunuh diri di Jepang pada tingkat yang tinggi. (Foto: AFP/Gety Images)

KBR - Jumlah kasus bunuh diri pada anak dan remaja di Jepang pada 2016 dan 2017 mencapai angka tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Survei terbaru menunjukan bahwa 250 anak usia sekolah dasar dan menengah melakukan bunuh diri. Departemen Pendidikan Jepang mengatakan, alasan bunuh diri beberapa di antaranya lantaran mengalami perundungan atau bullying, masalah keluarga dan, stres.

Jumlah tersebut merupakan tertinggi dari tahun sebelumnya, di mana kasus bunuh diri terbanyak terjadi pada 1986, dimana 268 murid meninggal. 

"Jumlah kasus bunuh diri siswa tetap tinggi, dan itu adalah masalah yang mengkhawatirkan yang harus diatasi," kata pejabat kementerian, Noriaki Kitazaki dilansir dari CNN.

Namun menurut Kitrazaki, penyebab kenaikan jumlah itu tidak jelas. "Istirahat panjang dari sekolah memungkinkan Anda untuk tinggal di rumah, dan menjadi surga bagi mereka yang ditindas," kata Nanae Munemasa (17) kepada CNN pada 2015.

"Ketika musim panas berakhir, Anda harus kembali. Dan setelah Anda mulai khawatir tentang penindasan, melakukan bunuh diri mungkin bisa dilakukan," tambah Munemasa.

 

Sebelum menceritakan ke publik soal kisahnya untuk membantu anak muda lain, Munemasa menganggap bunuh diri disebabkan bullying. Menurut Badan Kepolisian Nasional, jumlah total kasus bunuh diri di Jepang turun menjadi 21.321 kasus pada 2017, dari puncak 34.427 kasus pada 2003.

Dikutip dari Japan Times, pada 2016 pemerintah Jepang mengumumkan target untuk memangkas tingkat bunuh diri sebesar 30% pada 2026. Terutama di kalangan anak muda.

Salah satu rencananya, dengan menyewa konselor untuk setiap sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang. Selain itu meluncurkan layanan bantuan selama 24 jam.

"Kami ingin sekali menghapus tragedi semacam itu, tetapi kenyataannya adalah beberapa ratus anak mengambil nyawa mereka (setiap tahun)," kata pejabat kementerian pendidikan, Koju Matsubayashi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di Asia, hanya Korea Selatan yang memiliki tingkat bunuh diri lebih tinggi daripada Jepang, yaitu 26.9 kematian per 100 ribu orang pada 2017. Sementara Jepang dengan 18,5 kematian dan, Filipina dengan 3,2 kematian per 100 ribu orang. Bunuh diri juga salah satu penyebab utama kematian di Hong Kong.

Baca juga: Kisah Para Penyintas Bunuh Diri, dari Stigma hingga Cara Bertahan



Editor: Nurika Manan

  • bunuh diri
  • Jepang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!