BERITA

Seni Janger Banyuwangi Diganjar Status Warisan Budaya

Seni Janger Banyuwangi Diganjar Status Warisan Budaya

KBR, Banyuwangi - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan kesenian Janger asal Banyuwangi, Jawa Timur sebagai warisan budaya tak benda.

Penetapan itu dikeluarkan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Jumat (3/8/2018) malam. Sebagaimana disampaikan Sekertaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi Choliqul Ridha.

Choliqul mengatakan, Janger terpilih dari delapan budaya Jawa Timur---yang kini sedang diajukan ke UNESCO agar diakui sebagai warisan budaya dunia.

Menurut Choliqul, Janger Banyuwangi terpilih karena keunikannya. Janger Banyuwangi berbeda dengan Janger Bali, meski menggunakan pakaian dan musik Bali. Kata dia, Janger Banyuwangi menggunakan bahasa daerah setempat.

"Janger Banyuwangi ini dipilih melalui sidang oleh 11 tim penguji. Pertanyaan sidangseputar asal usul Janger Banyuwangi, sejarah, hingga perkembangannya sampai sekarang. Janger Banyuwangi ini unik, karena menggunakan gamelan dan pakaian Bali, namun bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa," kata Choliqul Ridha, di Banyuwangi, Selasa, (7/8/2018).

Choliqul menjelaskan, selain bahasa, cerita yang diusung pada kesenian Jangger Banyuwangi juga berbeda dengan Janger Bali. Janger Banyuwangi mengusung cerita Majapahit dan Blambangan.

Janger Banyuwangi merupakan kesenian budaya yang tercipta dari akulturasi budaya setempat dengan budaya Bali. 

Rencananya, kata Choliq, masih ada sejumlah seni dan budaya Banyuwangi yang akan diajukan pada UNESCO, di antaranya adalah pertunjukan praboloro dan tari gandrung. 

Hingga saat ini, ada setidaknya 17 budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO. Di antaranya adalah wayang kulit, angklung, keris, batik, hingga Candi Borobudur.

Editor: Adia Pradana

  • unesco
  • banyuwangi
  • janger
  • kesenian
  • budaya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!