OPINI

Menyejukkan Masjid

Ilustrasi: Masjid yang sejuk. Perajin mengecat kubah masjid hasil kerajinannya di Desa Seuneubok, Jo

Sebuah survei dirilis lembaga Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) beberapa hari lalu mengagetkan banyak orang. Isinya, dari 100 masjid yang disurvei ada lebih dari 40 masjid di kantor-kantor kementerian, lembaga negara dan BUMN di Jakarta terpapar paham radikalisme dari tingkat paling rendah hingga tinggi.

Dalam survei itu, ceramah khutbah Jumat hingga materi buletin di puluhan masjid itu banyak berisi konten radikal. Mulai dari kecenderungan mendukung khilafah, sikap negatif terhadap agama lain dan minoritas etnis hingga ujaran kebencian yang paling banyak mewarnai suasana masjid.

Survei itu dilakukan pada September dan Oktober tahun lalu, namun baru dirilis belakangan ini dengan alasan situasi saat itu tidak kondusif.

Banyak yang khawatir dengan hasil survei itu. Meski ada juga yang meragukan dan membantah, terutama dari pihak-pihak yang mestinya punya tanggung jawab pengawasan seperti dari Gubernur DKI maupun Dewan Masjid Indonesia. Sejatinya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) jauh-jauh hari sudah mengendus potensi penyebaran paham radikalisme di masjid-masjid. Menurut BNPT, serbuan konten radikal ke masjid-masjid sudah terjadi sejak 2012. Pada 2013 bahkan ada kegiatan baiat dukungan terhadap kelompok teroris ISIS di salah satu masjid di Malang, Jawa Timur. Deklarasi ISIS juga pernah terjadi di salah satu masjid di Solo Jawa Tengah pada 2014. Ini senada dengan hasil penelitian BNPT dan Yayasan Nusa Institute di tahun yang sama. Penelitian saat itu menyebut 15 persen potensi radikalisme menyasar masjid tempat suci umat Islam.

Saatnya pemerintah, ormas Islam moderat dan masyarakat bersama-sama menyejukkan masjid di negeri ini dari paham radikalisme. Tidak harus menunggu dulu lahirnya teroris dari masjid-masjid yang terpapar radikalisme untuk bertindak.

  • paham radikal di masjid BUMN dan kementerian
  • Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat P3M
  • Dewan Masjid Indonesia
  • BNPT
  • terorisme

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!