BERITA

Desakan untuk Ganti Istilah “Kecelakaan” dengan “Tabrakan” Muncul di New York

Desakan untuk Ganti Istilah “Kecelakaan” dengan “Tabrakan” Muncul di New York

KBR - Sebuah ajakan muncul untuk berhenti menyebut tewasnya pengendara sepeda oleh pengendara yang lalai sebagai sebuah kecelakaan. Ini juga berlaku bagi pejalan kaki yang menjadi korban atau terluka dalam sebuah kecelakaan. 

Ajakan itu datang dari Families For Safe Street dan Alternatives Transportation. Mereka menargetkan 20 ribu orang untuk menandatangani ikrar tersebut. Masyarakat yang setuju, bisa menandatanganinya melalui crashnotaccident.com

Ajakan ini dilatarbelakangi oleh sejumlah serangkaian kasus yang disebabkan lalu lintas di New York City yang mencapai hingga angka 123 kematian dan juga 23.000 korban luka sejauh tahun 2015. Masyarakat pun menjadi kian marah. Hingga kemudian, mereka yang tergabung dalam Transportasi Alternatif berpikir bahwa bahasa memiliki peran yang besar di sini.

Mereka menyimpulkan bahwa: sebelum gerakan buruh, pemilik pabrik pasti akan mengatakan "itu kecelakaan" ketika para pekerja Amerika terluka dalam kondisi yang tidak aman. Pun, sebelum gerakan untuk memerangi mengemudi dalam keadaan mabuk, pengemudi mabuk juga akan mengatakan "itu kecelakaan" ketika mereka menabrakkan mobil mereka.

Sebagai masyarakat, mereka lantas menuntut jawaban dan solusi. Sementara, "tabrakan" adalah istilah yang mereka pandang lebih tepat untuk menggantikan kata "kecelakaan". Tabrakan adalah suatu situasi yang bisa diperbaiki, yang disebabkan oleh jalan-jalan yang berbahaya dan juga pengemudi yang tidak aman, karena itu bukanlah kecelakaan. Jadi mereka berharap masyarakat bisa berhenti menggunakan kata "kecelakaan" hari ini. (treehugger)

 

  • kecelakaan
  • tabrakan
  • Petisi
  • Ikrar
  • Lalu lintas
  • crashnotaccident.com
  • crash not accident

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!