Bagikan:

Peneliti BPS: Dana Desa Tidak Signifikan Kurangi Kemiskinan

Mendes PDTT mengklaim Dana Desa telah mampu mengurangi kemiskinan di Indonesia. Tapi menurut peneliti dari BPS, angka turunnya tidak signifikan.

RUANG PUBLIK | BERITA | NASIONAL

Rabu, 10 Apr 2019 18:44 WIB

Author

Adi Ahdiat

Peneliti BPS: Dana Desa Tidak Signifikan Kurangi Kemiskinan

Anak-anak pengungsi banjir bandang Sentani, Papua (21/3/2019). Dari sebelum dan sesudah pengguliran Dana Desa, Papua tetap jadi provinsi pedesaan termiskin di Indonesia (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/foc).

Dana Desa telah mampu mengurangi kemiskinan di Indonesia. Klaim itu disampaikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo.

"Bapak ibu sekali perlu bangga, karena Dana Desa telah mampu mengurangi kemiskinan di Indonesia. Kita bisa lihat dari grafik untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia kemiskinan Indonesia single digit. Yang membanggakan untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia penurunan kemiskinan di desa Indonesia lebih cepat daripada penurunan kemiskinan di kota," ujar Eko Putro dalam acara Silaturahmi Nasional Pemerintah Desa se-Indonesia Tahun 2019 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta (10/4/2019).


Peneliti BPS: Turunnya Tidak Signifikan

Sebelum klaim tadi dilontarkan Mendes PDTT, Andi Setiawan, peneliti dari Subdirektorat Statistik Keuangan Badan Pusat Statistik (BPS), pernah melakukan penelitian soal tema serupa. Hanya saja, ia sampai pada kesimpulan yang berbeda.

Dalam makalah berjudul Analisis Perbedaan Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Perdesaan Sebelum dan Sesudah Digulirkannya Dana Desa (Jurnal Akuntabel, 2019), Andi menyebut dana desa tidak signifikan mengurangi kemiskinan.

Melalui penelitiannya, Andi menganalisis perbandingan tingkat kemiskinan dan rasio gini pedesaan antara bulan September 2014 (sebelum penerapan Dana Desa) dengan bulan September 2017 (setelah penerapan Dana Desa).

Pada September 2014, provinsi termiskin adalah Papua, dengan tingkat kemiskinan pedesaan 35,87 persen, diikuti oleh Papua Barat 35,01 persen, dan Maluku 25,49 persen.

Setelah pengguliran Dana Desa, pada September 2017 provinsi-provinsi termiskin masih sama dengan sebelumnya. Persentase kemiskinan pedesaannya pun cenderung stagnan.

Tahun 2017 tingkat kemiskinan pedesaan Papua tercatat naik menjadi 36,56 persen, Papua Barat masih di seputaran 35,12 persen, dan Maluku masih di sekitar 25 persen.

Dari hasil analisis terhadap seluruh provinsi Indonesia, Andi pun berkesimpulan angka kemiskinan dari sebelum dan sesudah pengguliran dana desa tidak turun signifikan.

Karena itu, Andi menyebut perlunya penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di pedesaan.

Andi juga menyebut pentingnya evaluasi dan pengawasan agar Dana Desa bisa mengentaskan kemiskinan secara efektif.

(Sumber: Analisis Perbedaan Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Perdesaan Sebelum dan Sesudah Digulirkannya Dana Desa, Jurnal Akuntabel, 2019)

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Malaysia Salahkan Karhutla RI

UGM Kembali Sabet Juara Umum ke 7 Kalinya di Kontes Robot Terbang Indonesia

Kabar Baru Jam 7

Weight Management : Gak Sekadar Atur Pola Makan

Hati-Hati Modus Baru Pinjol Perorangan!

Most Popular / Trending