RUANG PUBLIK

Pendiri Alibaba Dorong Karyawannya Kerja 12 Jam Sehari, Enam Hari per Minggu

"Menurut Jack Ma, mereka yang ingin sukses harus mengorbankan energi dan waktu lebih banyak dari orang lain. Namun menurut hukum tenaga kerja, karyawan tak boleh dipaksa kerja lebih dari 8 jam sehari."

Adi Ahdiat

Pendiri Alibaba Dorong Karyawannya Kerja 12 Jam Sehari, Enam Hari per Minggu
Jack Ma, pendiri Alibaba Group. Menurut Hurun China Rich List 2018, tahun lalu Jack Ma dan keluarganya menjadi keluarga terkaya di Tiongkok (Foto: en.kremlin.ru).

KBR - Alibaba Group, salah satu raksasa e-commerce dunia yang berbasis di Tiongkok, mendorong karyawannya untuk bekerja 12 jam sehari.

Hal tersebut disampaikan Jack Ma, pendiri Alibaba, lewat akun WeChat perusahaannya.

“Jika kamu bergabung di Alibaba, kamu harus siap bekerja 12 jam sehari. Kalau tidak, untuk apa kamu datang ke Alibaba? Kami tidak membutuhkan mereka yang nyaman kerja delapan jam perhari,” kata Jack (12/4/2019).

Jack Ma juga mendorong sistem kerja “996”, yang artinya bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam, selama 6 hari per minggu.

“Saya pribadi menganggap bahwa bisa bekerja 996 adalah berkah yang sangat besar. Banyak perusahaan dan banyak orang tidak punya kesempatan untuk bekerja 996. Kalau kamu tidak bekerja 996 selagi muda, kapan lagi kamu bisa bekerja 996?” ujar Jack.

Sikap ini memang tak terlepas dari etos kerja yang ia hidupi. Bagi Jack Ma, untuk bisa mencapai kesuksesan, seseorang harus mengerahkan energi dan mengorbankan waktunya lebih banyak dari orang-orang lain.

Jack juga menegaskan, “Saya tidak menyesal (bekerja 12 jam sehari), saya tidak akan pernah mengubah bagian ini dari diri saya,” tegas salah satu orang terkaya di Tiongkok ini.


Perdebatan Soal Jam Kerja

Pernyataan Jack Ma soal sistem kerja “996” lantas memicu perdebatan yang viral di media sosial, baik dari kalangan masyarakat umum maupun para pemimpin perusahaan.

Menurut laporan China.org.cn, pendiri JD.com, Liu Qiangdong, menyatakan dukungan terhadap sistem kerja “996” Jack Ma.

“Saat saya baru memulai bisnis, saya tidur di lantai kantor saya selama empat tahun untuk menghemat uang. Setiap hari saya menyiapkan jam alarm, menyalakan alarm tiap 2 jam sekali karena saya adalah kepala customer service, dan saya ingin memberikan jaminan pelayanan 24 jam. Saya tidak pernah tidur lebih dari dua jam berturut-turut pada saat itu. Itulah kenapa JD bisa bertahan dan menjadi raksasa seperti sekarang. Kami butuh orang-orang yang bisa bertanggungjawab untuk membuat JD lebih baik, membuat negara lebih kuat, untuk bekerja bersama saya,” papar Liu.

Namun tidak semua orang berpendapat sama. Li Guoqing, pendiri situs jual beli buku daring Dangdang.com, menyatakan keberatan terhadap sistem kerja “996”.

Dalam akun Weibo pribadinya, Li menyebut, “Saya sangat keberatan terhadap 996… Kalau kamu bekerja 11 jam sehari, kamu tidak akan punya waktu untuk hubungan romantis, keluarga dan kehidupan sosial, yang juga merupakan penyeimbang berharga untuk kerja,” sanggahnya.

Li Guoqing juga menyebut bahwa seorang programmer yang bekerja selama 8 jam akan merasa lebih lelah dibanding orang-orang yang pekerjaannya hanya menghadiri meeting selama 11 jam.


Sistem “996” Menyalahi Hukum tenaga Kerja

Terlepas dari silang pendapat yang muncul, sistem kerja “996” ini dinilai menyalahi hukum tenaga kerja. Hal ini dijelaskan Zhao Zhanling, pengacara dari sebuah badan hukum di Beijing.

Dalam wawancara dengan ChinaDaily.com.cn, Zhao menyebut bahwa secara hukum perusahaan tidak berhak memaksa karyawannya untuk bekerja lebih dari 8 jam per hari atau 44 jam per minggu.

Seandainya perusahaan butuh karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan bertenggat waktu (deadline), maka perusahaan harus meminta mereka untuk bekerja lembur dengan tambahan upah tertentu.

Kerja lembur ini juga tak bisa diterapkan sembarangan. Pihak perusahaan hanya boleh meminta kerja lembur maksimal selama 36 jam per bulan, dan atas persetujuan dari pekerja yang bersangkutan.

Perusahaan juga harus membayar sedikitnya 1,5 kali upah perjam untuk pekerja yang lembur.

(Sumber: www.china.org.cn; www.chinadaily.com.cn)

Editor: Agus Luqman

  • Alibaba
  • Jack Ma
  • tenaga kerja
  • Tiongkok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!