RUANG PUBLIK

Kenali dan Cegah Kanker Kolorektal

Rima Mustika D. Indraputra, Marcomm Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Spesialis Onkologi Radiasi

KBR, Jakarta - Data Globocan menyebut di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta jiwa. Kanker kolorektal termasuk dalam tiga jenis kanker yang paling umum terjadi di dunia, dengan jumlah kasus sebanyak 1,8 juta. 

Globocan juga mencatat kasus kanker kolorektal atau yang masyarakat kenal dengan kanker usus, menempati menempati urutan keempat  di Indonesia setelah kanker payudara, serviks, dan paru. Jumlah mencapai 30an ribu kasus.

Spesialis Onkologi Radiasi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Mirna Primasari, SpOnkRad menjelaskan, kanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar (kolon) dan atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). 

Menurutnya penyakit ini kebanyakan menyerang orang-orang usia produktif, 40-50 tahun ke atas. Meski begitu kata Dokter Mirna bukan berarti anak-anak tidak bisa kena.

Dokter Mirna mengakui sulit untuk menentukan penyebab kanker secara pasti. Namun, dia menyebutkan beberapa faktor yang memberikan dukungan besar terjadinya kanker kolorektal adalah dari faktor lingkungan, makanan, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi alkohol. 

“Dengan pola hidup sekarang yang makannya ngasal. Udah makannya ngasal (terus) males gerak. Karena pola hidupnya makin kearah gaya hidup instan, di mana memang (makanan) tinggi lemak, serat, buah dan sayur. Kemudian banyak makanan yang diproses, seperti makanan yang diawetkan, sosis, junk food dsb. Itu mengandung karsinogenik cukup besar,” jelas Dokter Mirna saat di Talkshow Ruang Publik KBR Senin (18/03).

Sedangkan untuk faktor genetik kemungkinan lebih kecil, hanya sekitar 10 persen.

Kanker kolorektal terdapat pada bagian usus, lanjut dokter Mirna, maka gejala-gejala yang terjadi pada penderitanya pun memiliki keterkaitan dengan usus. 

“Pertama, merasa tidak nyaman pada bagian perut. Kedua, perubahan pola buang air besar, misalnya menjadi lebih sering atau sebaliknya, menjadi sangat keras atau lembek, dan bisa juga terdapat darah atau lendir saat buang air besar, dan sebagainya,” paparnya.

Ditambahkannya, karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain seperti radang usus atau ambein, maka perlu diwaspadai bila berlangsung dalam rentang waktu mingguan atau bulanan. Bila ini terjadi segeralah memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan.

Dokter Mirna memaparkan ada tiga pilar pengobatan kanker yaitu operasi bedah, kemoterapi atau terapi menggunakan obat-obatan dan metode radioterapi atau terapi radiasi.

Salah satu cara mencegah kanker kolorektal adalah dengan menjalani pola hidup sehat. 

Dokter Mirna menjelaskan pola hidup sehat yang dimaksud adalah banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, melakukan aktifitas fisik seperti olahraga, dan membatasi konsumsi makanan yang kurang sehat.

Rima Mustika D. Indraputra, Marcomm Mayapada Hospital Jakarta Selatan mengatakan selain pola hidup sehat, langkah pencegahan yang tak kalah penting dilakukan adalah melakukan Medical check up secara rutin.

“Jadikanlah medical chek up itu juga bagian dari pola hidup kita,” ujarnya.

Fasilitas medical check up ini tersedia di jaringan Mayapada Hospital yang tersebar di Jabodetabek. 

Editor: Vitri Angreni 

  • Kanker kolorektal
  • kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!