RUANG PUBLIK

Daerah 3T Kekurangan Guru, Kemdikbud Siapkan Tentara untuk Mengajar

"Akan ada dua batalyon tentara yang diperbantukan untuk mengajar di daerah 3T. Batalyon 303 Garut/Setia Sampai Mati, dan Batalyon 600 Balikpapan/Senyap Cepat Tepat."

Adi Ahdiat

Ilustrasi: TNI di daerah tertinggal
Ilustrasi: TNI di daerah tertinggal

Sektor pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan dari banyak segi. Dari segi sarana–prasarana, misalnya. Laporan Kemdikbud terbaru mencatat bahwa Mayoritas SMA dan SMK belum punya laboratorium IPA.

Masih ada juga jutaan ruang kelas yang rusak dan belum direnovasi. Kendalanya, kondisi geografis yang sulit dan keterbatasan akses transportasi.

Sementara dari segi SDM, Indonesia juga masih kekurangan tenaga pendidik.

Sampai-sampai, mulai tahun ini ratusan anggota TNI resmi diperbantukan menjadi guru di daerah Terluar, Tertinggal dan Terdepan (3T) Indonesia.


Baca Juga: Jelang Debat Cawapres, Mayoritas SMA dan SMK Belum Punya Laboratorium IPA


Dua Batalyon Siaga Atasi Kekurangan Guru

Sebagaimana diumumkan dalam situs resmi Kemdikbud.go.id, pelibatan TNI dalam urusan pendidikan ini telah disahkan lewat nota kerja sama resmi.

Nota tersebut ditandatangani oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud, Supriano, dan Asisten Teritorial TNI Angkatan Darat (AD), Brigjen Bakti Agus Fadjari di kantor Kemdikbud, Jakarta (27/2/2019).

"Jangan sampai daerah-daerah yang punya potensi, (justru) tidak ada gurunya. Ini dalam rangka persiapan, 900 (personel) ini kita siapkan, menjaga-jaga apabila di perbatasan itu tidak ada guru, dibutuhkan guru, mereka bisa masuk," jelas Dirjen GTK Supriano dalam rilisan pers Kemdikbud (27/2/2019).

Menurut Brigjen Bakti Agus Fadjari, nantinya akan ada dua batalyon yang diperbantukan untuk mengajar di daerah 3T.

Mereka adalah Batalyon Raider 303 Garut/Setia Sampai Mati, serta Batalyon Raider 600 Balikpapan/Senyap Cepat Tepat.


Pembekalan 40 Jam Sebelum Bertugas

Untuk menutup kekurangan guru, selama ini prajurit TNI AD memang sering terlibat membantu pengajaran di daerah perbatasan.

Hal tersebut diungkapkan Brigjen Bakti Agus Fadjari dalam rilisan pers Kemdikbud (27/2/2019).

Ia juga menyebut, lewat nota kerja sama ini nantinya anggota TNI di daerah 3T akan mendapat pembekalan dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Kemdikbud.

Nantinya para prajurit akan mendapat pembekalan sebanyak 40 jam sebelum bertugas. Pembekalan ini juga akan menjadi standar bagi personel TNI yang mengajar.

(Sumber: www.kemdikbud.go.id)

 

  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
  • TNI
  • guru
  • kekurangan guru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!