RUANG PUBLIK

7 Keahlian Penting untuk Bersaing di Era Industri 4.0

7 Keahlian Penting untuk Bersaing di Era Industri 4.0
Ilustrasi industri manufaktur di Indonesia. (Foto: Disperindag.jabarprov.go.id)

KBR- Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) menyebut, wajah lapangan kerja global akan banyak berubah karena perkembangan teknologi. Dampaknya, kurang dari lima tahun lagi 54% pekerja di seluruh dunia akan membutuhkan program-program pendidikan yang mengajarkan keahlian baru. Hal ini dijelaskan WEF dalam laporan berjudul The Future of Jobs Report (2018).

The Future of Jobs Report merupakan laporan hasil riset WEF tentang perkembangan industri di era 4.0 serta kondisi lapangan kerja di sekitar 30 negara termasuk Indonesia. Untuk kasus Indonesia sendiri, WEF menemukan bahwa 88% industri berencana untuk menerapkan otomatisasi dalam berbagai bidang kerjanya.

Di satu sisi, otomatisasi dalam industri berpeluang membuka berbagai model bisnis dan lapangan kerja baru. Tapi di sisi lain, fenomena ini juga berpotensi meminggirkan pekerja-pekerja berkeahlian rendah.

Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, WEF menganjurkan negara-negara dan perusahaan supaya mulai berinvestasi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). WEF juga menyusun daftar keahlian penting yang diperlukan dalam menghadapi persaingan di masa mendatang. Berikut ini daftarnya:

1. Berpikir Analitis dan Berinovasi

Berpikir analitis adalah kemampuan untuk mengurai sebuah persoalan menjadi bagian-bagian kecil, kemudian memahami hubungan di antara bagian-bagian tersebut.

Kemampuan ini diperlukan untuk memetakan masalah, membuat perencanaan, serta mengevaluasi berbagai hal untuk pengembangan bisnis.

WEF juga menyebutkan pentingnya kemampuan berinovasi, yakni kemampuan merancang ide-ide baru serta melahirkan solusi alternatif untuk berbagai masalah kompleks.

2. Pembelajar Aktif

Untuk bersaing di era Industri 4.0, seseorang harus mampu belajar secara aktif lewat berbagai metode seperti lewat studi literasi, observasi, maupun praktik langsung.

Kemampuan ini diperlukan agar mereka bisa merespon perubahan, memanfaatkan berbagai informasi dan teknologi baru dengan sigap.

3. Kreatif dan Inisiatif

Orang kreatif mampu menciptakan ide-ide orisinil dan mewujudkannya jadi kenyataan. Hal ini tentu merupakan sebuah keahlian yang bernilai mahal.

Untuk itu seseorang juga harus memiliki inisiatif tinggi, yakni kemampuan untuk mengambil keputusan, memegang tanggung jawab, serta menjalankan pekerjaan secara mandiri.

4. Desain Teknologi dan Pemrograman

Keahlian mendesain teknologi dan melakukan pemrograman komputer dinilai sangat berharga di era Industri 4.0. Dengan keahlian ini seseorang bisa membuat produk-produk baru dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

5. Kepemimpinan

Seorang pemimpin harus mampu menggerakkan banyak orang, sekaligus mampu mengarahkan mereka secara bertanggung jawab. Meski klasik, keahlian ini tetap diperlukan untuk bisa bersaing di Industri 4.0.

6. Kecerdasan Emosional

Kemampuan untuk berempati, memahami orang lain, bekerja sama dan tolong-menolong sangat dihargai di tengah derasnya laju teknologi. Kecerdasan emosional ini juga mencakup keahlian sosial seperti persuasi ataupun negosiasi.

7. Penalaran Matematis

Di tengah tren otomatisasi, kemampuan seseorang untuk memetakan masalah, menyusun bukti, serta menarik kesimpulan secara matematis akan diperlukan di berbagai bidang profesi.

Profesi yang Diprediksi Berkembang di Tahun 2022

Menurut hasil survey WEF, sekurang-kurangnya mulai 2022 industri di Indonesia akan banyak membutuhkan software developer, apps developer, analis data, manajer operasional, sales representatives, analis keuangan, human resources specialist, serta teknisi dan insinyur bidang robotika.

(Sumber: The Future of Jobs Report, 2018)

 

  • WEF
  • revolusi industri 4.0
  • industri
  • profesi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!