RAGAM
Wellness Center, Inisiasi AHF bersama Mitranya dalam Pencegahan IMS
Klinik Globalindo dan Klinik Melania diharapkan memiliki kebijakan pintu terbuka yang aman, ramah terhadap klien, serta lingkungan bebas stigma.
DIPERSEMBAHKAN OLEH KBR Media / Paul M Nuh
-
EDITOR / Paul M Nuh
KBR, Jakarta - Laporan Kementerian Kesehatan kuartal pertama tahun 2023 menyebutkan, terdapat 5.848 kasus infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan berdasarkan pendekatan sindromik untuk mengonfirmasi diagnosis, sementara berdasarkan tes laboratorium etiologi untuk mengonfirmasi diagnosis terdapat 10.954 kasus.
Jumlah kasus IMS (infeksi menular seksual) terbesar berdasarkan kelompok risiko adalah pasangan suami istri 1.733 kasus, pria yang berhubungan seks dengan pria (LSL) 2.110 kasus, pekerja seks wanita (WPS) 2.575 kasus, klien pekerja seks 826 kasus, wanita transgender 238 kasus, pekerja seks pria (PPS) 20 kasus, dan pengguna narkoba suntik sebanyak 10 kasus.
Dari pendekatan tes laboratorium etiologi, jumlah kasus IMS yang dilaporkan adalah 2.981 kasus untuk sifilis dini, 1.144 kasus untuk sifilis lanjut, 1.714 kasus untuk gonore, 1.153 kasus untuk uretritis gonore, 1.337 kasus untuk uretritis non-GO, 4.048 kasus untuk servicitis proktitis, 10 kasus untuk LGV, 319 kasus untuk trikomoniasis, dan 196 kasus untuk herpes genital.
Berdasarkan sasarannya, IMS banyak terjadi pada pekerja seks wanita (Female Sex Worker) dengan karakteristik usia mayoritas di atas 30 tahun; Pria yang berhubungan seks dengan pria (MSM) di Indonesia dengan karakteristik berdasarkan usia mayoritas di atas 30 tahun 20-48%; Wanita transgender (TW) di Indonesia memiliki karakteristik berdasarkan usia mayoritas di atas 30 tahun sebesar 63-77.
Dilarangnya pekerja seks komersial di Indonesia menyebabkan timbulnya praktik seks komersial tersembunyi di tempat-tempat hiburan, seperti tempat karaoke, bar, klub disko, panti pijat, spa, bahkan di hotel murah yang ditawarkan secara online. Dengan dilarangnya praktik PSK, pemantauan penyebaran IMS semakin sulit, juga pendidikan dan distribusi pencegahan penyakit IMS, seperti kondom menjadi semakin sulit, akses dan kunjungan ke klinik IMS semakin jarang karena takut akan stigma dan diskriminasi di lingkungan.
Menyikapi kondisi tersebut, AIDS Healthcare Foundation bersama Yayasan Kasih Globalindo dan Klinik Milenia berinisiatif mendirikan “Wellness Center”/ Klinik Kesehatan IMS di Jakarta. Peresmian Klinik Wellness Center Globalindo- AHF dilakukan pada Jumat, 22 November 2024 di klinik Globalindo, jam 09.30 – 10:30 WIB dan dihadiri oleh Sarath Chhim – AHF Asia Pacific Bureau Chief, dan Deepak Dhungel – AHF Advocacy and Marketing Manager Asia Bureau.
"Ini pertama kalinya Wellness Center dibuka di Asia. Dan pemeriksaan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) ini sangat membantu program penanggulangan HIV Aids secara keseluruhan,“ ucap Chhim.
Setelah peresmian, diharapkan Klinik Globalindo dan Klinik Melania memiliki kebijakan pintu terbuka yang aman, ramah terhadap klien, serta lingkungan bebas stigma dari pintu masuk dan resepsi hingga privasi ruang medis. Lebih dari itu, peningkatan kualitas klinik akan dilakukan dengan pendidikan lanjutan yang akan diberikan kepada semua staf, termasuk staf medis dan non-medis di klinik, untuk memastikan pemberian layanan yang ramah, rahasia, dan bebas stigma kepada semua klien tanpa memandang jenis kelamin, identitas gender, orientasi seksual, usia, dan ras.
Baca juga: AHF Catat Sejarah, 2 Jiwa dalam Perawatan HIV/AIDS AHF di Seluruh Dunia
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!