RAGAM

ADV

PT Teman Satu Skolla Gelar Soft Launching National Learning Recovery Program 2025

PT Teman Satu Skolla meluncurkan NLRP 2025 untuk meningkatkan literasi & numerasi siswa dengan teknologi AI, ML, dan AR/VR di Jakarta & Jawa Barat.

DIPERSEMBAHKAN OLEH Teman Satu Skolla / Auzan Farhansyah

EDITOR / Paul M Nuh

Google News
PT Teman Satu Skolla Gelar Soft Launching National Learning Recovery Program 2025
Soft Launching National Learning Recovery Program (NLRP) 2025. Foto: Dok NLRP.

KBR, Jakarta - PT Teman Satu Skolla sukses menggelar acara Soft Launching National Learning Recovery Program (NLRP) 2025 di Auditorium Lantai 2 Perpustakaan Nasional, Jakarta. Acara ini menandai dimulainya inisiatif strategis untuk meningkatkan literasi dan numerasi di kalangan siswa di Indonesia, khususnya di Jakarta dan Jawa Barat.

Direktur Utama PT Teman Satu Skolla, Devlin Hazrian, menyampaikan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh kondisi menurunnya skor PISA (Program for International Student Assessment) Indonesia yang mencapai titik terendah pada 2023. Indonesia tercatat berada di peringkat ke-71 dari 81 negara dalam kemampuan literasi dan numerasi.

“Program pemulihan pembelajaran nasional ini kami beri nama National Learning Recovery Program. Dengan dukungan dari Yayasan Kita Bisa dan Yayasan Salam Setara Amanah Nusantara, kami berharap program ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” ujar Devlin Hazrian.

NLRP 2025 akan diimplementasikan dengan metode Omni Learning yang mengintegrasikan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Augmented-Virtual Reality. Program ini menargetkan 13.000 siswa dari 50 sekolah SMP dan SMA/sederajat di Jakarta dan Jawa Barat sebagai penerima manfaat.

Dalam sambutannya, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ali Mukodas, mengapresiasi langkah PT Teman Satu Skolla dalam menghadirkan program ini. “Kami berharap program ini dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta,” ungkapnya.

CEO Office Skolla, Muhammad Akbar Buana Tafsili, menjelaskan bahwa NLRP mencakup berbagai aspek, mulai dari asesmen literasi dan numerasi, asesmen psikologi, live class, video pembelajaran, modul latihan soal, kelas pendidikan karakter, hingga pembelajaran sains dan teknologi berbasis Augmented-Virtual Reality.

“Program ini akan berjalan secara daring mulai Februari hingga Juni 2025,” tambah Akbar.

Sebagai bagian dari peluncuran, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Teman Satu Skolla dengan perwakilan penerima manfaat, yaitu SMA Candra Naya dari Jakarta dan SMP Harapan Siswa Bogor dari Jawa Barat. Penandatanganan ini menandai kerja sama resmi dalam implementasi program.

Acara ditutup dengan diskusi paralel bertajuk Strategi Transformasi Sekolah di Era Digital: Solusi Berbasis Teknologi dan Adaptasi Kurikulum Pembelajaran. Diskusi ini menghadirkan narasumber kompeten seperti Dr. Joko Arwanto, M.Pd (Kasubkel Kurikulum Bidang SMA), Retno Marlangen, M.Pd (perwakilan SMAN 1 Gegesik sebagai sekolah dengan implementasi digital), dan Biondi Sanda Sima, S.IP, M.Sc, L.LM. (Digital Development Consultant World Bank).

Soft Launching NLRP 2025 dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Ali Mukodas, S.Pd, M.Si (Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta), Devlin Hazrian Saleh (Direktur Utama PT Teman Satu Skolla), Ahmad Mujahid (Direktur Eksekutif Salam Setara Amanah Nusantara), serta 100 perwakilan sekolah SMA se-DKI Jakarta.

Dengan peluncuran program ini, diharapkan kualitas literasi dan numerasi di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, sehingga mampu mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan berdaya saing tinggi dalam era digital.

Baca juga: Negara Wajib Membiayai Pendidikan, tetapi MA Belajar di Lantai karena Menunggak SPP

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!