RAGAM

Bangun Inklusi Sosial Orang dengan HIV melalui Eksibisi Bola Basket

"Banyak yang belum mengetahui bahwa ODHA/ODHIV bisa membangun rumah tangga dan memiliki keturunan tanpa menularkan virus yang sama ke pasangan dan anak."

Bangun Inklusi Sosial Orang dengan HIV melalui Eksibisi Bola Basket
“Superday Basketball: Born to Win”.

KBR, Jakarta – Kementerian Kesehatan RI mencatat persentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-39 tahun yaitu 63,1 persen. Artinya enam dari sepuluh penderita AIDS adalah kelompok usia muda dan usia produktif. DKI Jakarta menjadi provinsi kasus terbanyak dengan nyaris 100 ribu kasus.

Selain itu, stigma terhadap HIV masih sangat kuat beredar sehingga orang dengan HIV (ODHIV) sering dijauhi dan dikucilkan, padahal mereka punya kesempatan yang sama untuk menjalani hidup yang layak dan memiliki pasangan hidup. Bahkan masih ada anggapan di masyarakat orang yang terinfeksi HIV kondisi tubuhnya lemah dan tidak berdaya. Akan tetapi, banyak yang belum mengetahui bahwa ODHA/ODHIV bisa membangun rumah tangga dan memiliki keturunan tanpa menularkan virus yang sama ke pasangan dan anak.

Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa epidemi HIV AIDS di Indonesia harus selesai pada 2030. Targetnya tidak ada kasus baru HIV AIDS, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada Stigma dan Diskriminasi pada ODHA atau yang dapat disebut dengan “3 Zero”.

Sebagai upaya mendukung pemerintah dalam pencegahan HIV & AIDS di Indonesia dan bersamaan dengan rangkaian peringatan Hari AIDS Sedunia. Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan didukung oleh AIDS Healthcare Foundation (AHF), menyelenggarakan Pertandingan Eksibisi Bola Basket Inklusi Sosial Orang dengan HIV (ODHIV) pada Minggu, 27 November 2022.

Superday Basketball: Born to Win menjadi nama kegiatan yang dibuat oleh Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) untuk mendukung pencegahan serta menghapus stigma yang ada tentang HIV AIDS.

Augie Fantinus seorang Aktor Film dan Pembawa Acara serta Maria Selena yang merupakan Putri Indonesia 2011 turut hadir dalam pertandingan basket tersebut. Selain itu, orang dengan HIV Positif, dan Pecinta Basket juga turut mengikuti pertandingannya.

Hal itu menunjukan telah terjadi proses inklusi sosial melalui pertandingan “Superday Basketball: Born to Win”. Inklusi sosial adalah strategi untuk memperkuat penerimaan sosial. Terutama penerimaan terhadap orang yang selama ini dimarjinalkan atau dipinggirkan. Tanpa penerimaan sosial maka mustahil bagi kelompok atau orang yang terdiskriminasi dapat melebur kembali ke masyarakat.

Slogan born to win yang digunakan dalam pertandingan tersebut menggambarkan bahwa orang dengan HIV akan terlahir kembali untuk menjadi pemenang diberbagai aspek, ia tidak boleh terjebak oleh masa lalu, karena sebenarnya mereka juga mampu berkompetisi di kalangan masyarakat.

Pertandingan Eksibisi Bola Basket Inklusi Sosial Orang dengan HIV berlangsung dengan sukses dalam empat babak pertandingan. Hal tersebut dapat menjadi sebuah trobosan baru untuk melawan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV, semua pemain yang ikut dalam pertandingan tersebut bermain secara setara, inklusif, sehat, dan gembira.

Baca juga: Cerita Anak dengan HIV/AIDS di Solo - kbr.id

Editor: Paul M Nuh

  • advertorial
  • HIV/AIDS
  • ODHA
  • inklusi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!