RAGAM

Pentingnya Pendidikan Seksualitas Bagi Remaja Disabilitas

"Menurut Data Catatan Akhir Tahun (CATAHU) 2021, kekerasan seksual terhadap perempuan disabilitas terdapat 91 kasus."

Pentingnya Pendidikan Seksualitas Bagi Remaja Disabilitas
Hastin Atas Asih, Program Manager RHRN II Rutgers Indonesia dan Reni Gusnaeni, S.Pd, M.Pd, Guru Pengajar Disabilitas SLB-C Asih Manunggal Kota Bandung

KBR, Jakarta - Kasus kekerasan terhadap perempuan masih kerap terjadi di Indonesia. Data Catatan Akhir Tahun (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2021 menyebut, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2020 sebesar 299.911 kasus, yang paling menonjol adalah jenis kekerasan di ranah pribadi atau privat, yaitu KDRT dan Relasi Personal. Ditambah angka Kasus Kekerasan Berbasis Gender Siber (KBGS) pada ruang online/daring yang dilaporkan langsung ke Komnas Perempuan mengalami peningkatan signifikan menjadi 940 kasus di tahun 2020.

Ruang Temu Generasi Sehat Indonesia (Rutgers Indonesia) sebagai organisasi yang berfokus pada hak dan kesejahteraan orang muda, khususnya dalam isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS), ingin mengajak seluruh masyarakat dari berbagai elemen untuk bersama mendorong pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual, serta terlibat aktif dalam penghapusan segala bentuk kekerasan di ranah pendidikan, keluarga, ruang publik, serta di lingkungan sehari-hari.

Hastin Atas Asih, Program Manager RHRN II Rutgers Indonesia mengatakan dalam memperingati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan yang mendorong penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia dan juga hari disabilitas internasional, dimana momen ini menjadi pengingat dalam mengelola dan memertahankan semangat energi dalam memeperjuangkan pemenuhan hak dan terhindar dari segala kekerasan.

“Perempuan belum diperlakukan dan dipandang secara utuh sebagai manusia. Perlu disadari bahwa kasus kekerasan seksual ini tidak hanya terjadi di ranah pribadi bahkan di institusi dan lembaga pun juga terjadi kasus kekerasan seksual,” kata Hesti pada talkshow Ruang Publik bersama KBR yang bertema ”Pentingnya Pendidikan Seksualitas bagi Remaja Disabilitas” (04/12).

Menurut Data Catatan Akhir Tahun (CATAHU) 2021, kekerasan seksual terhadap perempuan disabilitas terdapat 91 kasus. Namun angka ini belum termasuk angka kasus kekerasan seksual tergadap perempuan disabilitas yang tidak terlaporkan dan seharusnya diangkat agar dapat didvokasikan bersama.

Reni Gusnaeni, S.Pd, M.Pd, Guru Pengajar Disabilitas SLB-C Asih Manunggal Kota Bandung memiliki murid yang merupakan penyandang disabilitas intelektual. Dalam memberikan pendidikan mengenai seksualitas dan reproduksi kepada murid-muridnya tentunya memiliki tantangannya tersendiri karena penyandang disabilitas memiliki hambatan dalam menerima dan melakukan pembelajaran secara mandiri.

“Kami selalu menjalin kerja sama, terutama dengan orang tua, di mana kami libatkan secara aktif untuk melakukan pembelajaran terutama sekarang di masa pandemi ini. keterlibatan orang tua dan keluarga sangat berpengaruh terhadap penyampaian kespro. Pendidikan kespro yang dilakukan di sekolah dan yang dilakukan di rumah harus secara harmonis agar tidak ada ketimpangan dan kebingungan mengenai bagaimana pendidikan kespro yang komprehensif kepada anak”, kata Reni.

Rutgers melalui program “Right Here Right Now” berupaya untuk mewujudkan mimpi agar anak-anak muda bebas dari kekerasan seksual dan dapat menikmati layanan-layanan dan juga mengakses informasi kesehatan seskual dan reproduksi. Strategi yang dilakukan adalah pertama dengan advokasi undang-undang yang memayungi pencegahan kekerasan seksual. Kedua, mencoba agar masyarakat mengetahui dan memahami isu kesehatan reproduksi secara komprehensif. Ketiga, membangun suasan yang kondusif di masyarakat dan komunitas yang kondusif agar pengetahuan ini tidak terbatas haya untuk dewasa saja. Informasi mengenai pendidikan seksualitas dan reproduksi ini bisa dengan mudah diakses melalui situs resmi Rutgers: Rutgers.id.

Baca juga: Program Rutgers Indonesia, 2021-2025: “Speak the Unspoken”

Editor: Paul M Nuh

  • adv
  • nativead
  • Rutgers Indonesia
  • disabilitas
  • kekerasan seksual
  • pendidikan seksual

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!