RAGAM

Disiplin 3M Menjadi Syarat Utama Keberhasilan Vaksinasi Covid-19

"Protokol kesehatan 3M ini berdasarkan penelitian dari WHO dan telah ditetapkan sebagai standar bagi semua negara. Jadi, kalau kita tidak melakukan apa-apa kemungkinan kita tertular COVID-19 itu 100%"

Paul M Nuh

Disiplin 3M Menjadi Syarat Utama Keberhasilan Vaksinasi Covid-19
Simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesamas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.

Jakarta - Pemerintah terus berupaya lebih intensif untuk pengadaan vaksin Covid-19. Selain Bio Farma dan Lembaga Eijkman, pemerintah juga mendorong swasta untuk terlibat dalam kemandirian vaksin, seperti pabrik vaksin yang belum lama ini dibangun oleh PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio) di Kawasan Industri Cikande, Serang, Banten.

Selain itu, dukungan masyarakat yang proaktif menjalankan disiplin protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) akan sangat membantu menekan penularan Covid-19 bahkan setelah vaksin itu hadir.

dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH. Pakar Imunisasi menjelaskan, “Protokol kesehatan 3M ini berdasarkan penelitian dari WHO dan telah ditetapkan sebagai standar bagi semua negara. Jadi, kalau kita tidak melakukan apa-apa kemungkinan kita tertular COVID-19 itu 100%, namun kalau kita mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, itu menurunkan risiko penularan hingga 35%. Kalau kita menggunakan masker biasa yang tiga lapis, akan mampu menurunkan risiko penularan hingga 45%, kalau kita menggunakan masker bedah yang warnanya hijau atau biru menurunkan risiko penularan hingga 70%, dan kalau kita menjaga jarak aman, akan menurunkan risiko penularan hingga 85%. Jadi yang berkerumun itu saya rasa keterlaluan sekali karena abai kepada dirinya sendiri dan orang di sekitarnya”, ujarnya pada acara Dialog Produktif, bertema “Siapkan Kedatangan Vaksin” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (03/12).

Senada dengan dr. Elizabeth, Lia Gustina AMD.Kep, relawan tenaga kesehatan yang sudah bertugas sejak April di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, mengharapkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan 3M meski nanti vaksin sudah ada.

Menurut dr. Elizabeth, karena kapasitas produksi vaksin tidak akan cukup untuk semua penduduk, maka 3M harus tetap dijalankan, bahkan setelah kita divaksinasi jangan merasa terlindungi 100%. Sehingga dengan begitu, masker dan hand sanitizer akan terus kita bawa sebagai budaya kita ke depannya.

Terkait program vaksinasi nanti, karena jumlahnya terbatas, pemerintah tentu akan memberikan prioritas siapa yang diberikan vaksin secara bertahap. Menurut dr. Elizabeth tenaga kesehatan bisa diprioritaskan terlebih dahulu. Alasannya, karena mereka menolong orang sakit. Jika mereka tertular, maka orang sakit yang dirawatnya juga akan tertular.

“Saat vaksin belum ada, kita sangat bisa memutus rantai penularan Covid-19, dengan tidak keluar rumah kalau tidak perlu sekali. Ini sudah terbukti di Thailand, sudah 5 bulan tidak ada penularan antar penduduk. Kasus Covid-19 itu hanya berasal dari pendatang. Pendatang yang masuk Thailand di screening dan apabila positif, dikarantina dua minggu. Indonesia belum bisa melakukan hal tersebut, karena orangnya belum disiplin. Kalau semua bisa disiplin saya yakin Indonesia bisa seperti Thailand,” tutup dr. Elizabeth.

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun).

  • nativead
  • #satgascovid19
  • #IngatPesanIbu
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #jagajarakhindarikerumunan
  • #cucitangan
  • #cucitanganpakaisabun
  • #KBRLawanCovid19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!