NASIONAL

Vaksin Covid, DPR Minta Pemerintah Satu Suara

""Kami ini dari komisi sembilan ini, sori ya aku agak antusias emosi karena banyak pertanyaan-pertanyaan di mana kami nggak bisa jawab, ini karena negara sendiri, pemerintah sendiri berbeda-beda""

Vaksin Covid, DPR Minta Pemerintah Satu Suara
Ilustrasi: Presiden Jokowi tinjau simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jabar, Rabu (18/11). (Antara/Yulius Satria)

KBR,Jakarta-  Anggota Komisi IX Fraksi PKB, Anggia Ermarini meminta pemerintah kompak dalam hal informasi mengenai vaksin Covid-19. menurutnya, sampai saat ini pemerintah masih maju mundur dalam menginfokan kapan dan merk vaksin apa yang akan digunakan di Indonesia.

“Harus ada komunikasi yang baiklah untuk masyarakat yang lebih luas lagi. Kami ini dari komisi sembilan ini, sori ya aku agak antusias emosi karena banyak pertanyaan-pertanyaan di mana kami nggak bisa jawab, ini karena negara sendiri, pemerintah sendiri berbeda-beda ininya (jawabannya),” Ujar Anggia, di gedung DPR, Jumat (20/11/2020).

Menurut Anggia, pemerintah harus segera mensosialisasikan kapan, harga dan apa jenis vaksin yang digunakan kepada masyaralat. Tujuannya agar masyarakat tidak ragu untuk melakukan vaksinasi kelak.

Ia juga mengatakan jangan sampai karena informasi yang simpang siur ini, niat baik pemerintah untuk melindungi masyarakatnya dengan vaksin covid-19, malah tidak sampai karena diragukan dan penyampaiannya tidak tepat.

Sebelumnya Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkapkan produsen vaksin Covid-19 dari Pfizer, AstraZeneca, hingga Sputnik telah berkomunikasi  guna melakukan uji klinis di Indonesia. Penny menyebut, BPOM akan menindaklanjuti hal tersebut dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak  terkait.

"Saya kira sudah ada beberapa vaksin yang sudah mulai berkomunikasi dengan BPOM, untuk membicarakan akan melakukan uji klinis di Indonesia juga ada beberapa vaksin. (Vaksin) Moderna belum, tapi Pfizer, Astrazeneca, dan Sputnik. Saya kira mereka akan mencari mitra industri farmasinya yang ada di sini," kata Penny saat  konferensi pers virtual di kanal Youtube BPOM, Kamis (19/11/2020).

Penny mengatakan impor kandidat vaksin Covid-19, harus melalui prosedur uji klinis terlebih dahulu di Indonesia. Kata dia, selain izin pakai yang harus didapat dari BPOM, kandidat vaksin juga wajib bermitra dengan industri farmasi yang ada di Indonesia.

"Artinya untuk diimpor harus mendapatkan izin penggunaan. Saya kira mereka akan mencari mitra industri farmasi yang ada di Indonesia dulu," tutur Penny.

Sementara saat ini menurut rencana, pengadaan vaksin Covid-19 akan didatangkan dari Cansino, Sinovac dan Sinopharm (G42), tiga perusahaan Cina. Tiga kandidat vaksin Covid-19 tersebut direncanakan akan tiba pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, kandidat vaksin Covid-19 asal Pfizer dan Sputnik kerap diperbincangkan lantaran klaimnya yang ampuh melawan virus corona. Berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga, vaksin Pfizer diklaim memiliki persentase keefektifan hingga 95 persen melawan virus corona. Sementara vaksin Sputnik diklaim 92 persen ampuh melawan virus.


Editor: Rony Sitanggang


(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)

  • #jagajarakhindarikerumunan
  • #cucitanganpakaisabun
  • #KBRLawanCovid
  • #pakaimasker
  • #cucitangan
  • COVID-19
  • #satgascovid19
  • #jagajarak
  • #IngatPesanIbu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!