BERITA

Pengungsi Banjir Cilacap Sulit Terapkan Protokol Covid-19

"Keterbatasan tempat dan minimnya alat pelindung diri (APD) jadi masalah utama pengungsi."

Muhamad Ridlo Susanto

Pengungsi Banjir Cilacap Sulit Terapkan Protokol Covid-19
Seorang ibu memasangkan masker kepada anaknya di lokasi pengungsian korban banjir, Cilacap, Jateng (Idhad Zakaria/Antara)

KBR, Cilacap- Pengungsi banjir di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sulit menerapkan protokol kesehatan. Seorang pengungsi di Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja, Marsikun mengatakan keterbatasan tempat dan minimnya alat pelindung diri (APD) jadi masalah utama pengungsi.

“Sudah, tapi kan karena orang banyak ya, kita susah ya. Ya memang, kadang kan, pulang balik pulang balik, jadi agak sulit menggunakan masker. Tadi sih saya sudah kasih tahu, Mbok nanti ada pemeriksaan ya pakai masker. Kurang (tempat pengungsian). Yang sini tidak bisa (jaga jarak),” kata Marsikun.

Kata dia, jumlah pengungsi tak sebanding dengan posko pengungsian yang tersedia. Akibatnya, pengungsi sulit menjaga jarak. Selain itu, kebanyakan warga juga hanya memiliki satu masker, sehingga sulit jika dipakai terus-menerus. Tempat cuci tangan, handsanitizer dan cairan disinfektan juga tak tersedia di pengungsian.

Marsikun mengklaim, tidak ada warganya yang terpapar Covid-19. Meski begitu, para koordinator warga di pengungsian sudah mengimbau agar warga tetap berupaya menerapkan protokol Covid-19.

Sementara, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, banjir merendam 35 desa di 11 kecamatan. Dari jumlah itu, nyaris 4.000 jiwa mengungsi.

Editor: Friska Kalia

  • banjir
  • cilacap
  • COVID-19
  • Virus Corona

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!