BERITA

Jadi Pengguna Terbesar, Whatsapp Luncurkan Program Literasi Digital di Indonesia

Jadi Pengguna Terbesar, Whatsapp Luncurkan Program Literasi Digital di Indonesia

KBR, Jakarta - Aplikasi WhatsApp atau platform berbagi pesan di media daring (online) meluncurkan program literasi digital di Indonesia, berupa rangkaian seminar dan pelatihan di Jakarta, Cianjur, Aceh, Samarinda dan Kupang.

Platform ini bekerja sama dengan ICT Watch, dengan dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Relawan TIK Indonesia.


Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy menyebut Indonesia menjadi perhatian, sebab pengguna Whatsapp terbesar di dunia berasal dari Indonesia.


"Pekan lalu saya dengan Menkominfo yang baru kami meluncurkan fitur baru di WhatsApp. Karena kami paham bahwa pengguna WhatsApp sebetulnya ingin privasi yang lebih baik lagi. Yang kami tawarkan dalam setting di Whatsapp anda sekarang bisa memilih siapa yang bisa menambahkan atau meng-add kita ke grup. Jadi kita tahu bahwa memang teman kita yang terdekat saja," kata Clair di Ruang Serbaguna Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019).


Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy mengatakan program yang diluncurkan WhatsApp bersama ICT Watch, fokus pada privasi dan keamanan digital.


Menurutnya ini merupakan salah satu kegiatan proaktif yang dilakukan WhatsApp, guna menyisir akun-akun palsu sehingga keamanan pengguna lebih terjaga.


"Salah satu cara adalah dengan mengedukasi terus menerus. Dengan edukasi, mereka juga ada pengalaman penggunaan platform yang lebih baik lagi. Ketika mereka sharing foto, tidak ada rasa khawatir bahwa datanya akan terlanggar," kata Clair.


Clair menyampaikan sebenarnya WhatsApp sudah dilengkapi fitur-fitur yang dapat lebih menjamin privasi dan keamanan pengguna.


Program literasi digital seperti ini, akan lebih mendorong masyarakat memahami fungsi dari fitur-fitur tersebut.


"Kalau kita mendapatkan pesan dari orang tak dikenal, WhatsApp akan otomatis memberikan pilihan apakah ingin kita laporkan orang itu atau mau kita block. Tahun lalu, kami juga ingin memberikan secara lebih transparan, pesan yang anda terima itu ditulis memang dari orang yang mengirim ataukah hasil  pesan yang diteruskan. Karena itu kami berikan tanda khusus ketika pesan itu adalah hasil forward," katanya mencontohkan.


Hal lain yang akan membantu misalnya pembatasan penerusan pesan, yaitu hanya dapat dilakukan pada lima grup saja. Setidaknya itu upaya Whatsapp menanggulangi penyebaran informasi yang salah.


Editor: Agus Luqman 

  • medsos
  • WhatsApp
  • hoaks
  • lawan hoaks
  • keamanan digital
  • perlindungan privasi
  • literasi digital
  • digital

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!