NUSANTARA

2 Staf Meninggal Karena Covid, UNS Lacak Kontak Keluarga dan Rekan

2 Staf Meninggal Karena Covid, UNS Lacak Kontak Keluarga dan Rekan

KBR, Surakarta- Universitas Sebelas Maret (UNS) melacak rekam jejak kontak fisik dua stafnya yang meninggal karena positif covid-19. Rektor UNS Solo, Jamal Wiwoho mengatakan pelacakan kontak fisik mendiang dua orang tersebut tidak hanya pada keluarganya tetapi juga rekan kerja di kampus.

Kata dia, selama seminggu lockdown, UNS Solo akan melakukan penyemprotan disinfektan.

"Kami memutuskan untuk melockdown kampus UNS selama sepekan hingga tanggal 27 Oktober nanti. Berikutnya, seluruh gedung dan ruangan di kampus UNS akan kami semprot desinfektan. Kemudian kami juga  melacak kontak fisik dua staf kami yang meninggal karena positif covid-19. Baik itu keluarga maupun rekan kerja di kantor kami di kampus UNS."  Ujar Rektor UNS Solo, Jamal Wiwoho, Jumat (23/10).

Awal pekan ini, seorang dosen Fakultas Hukum dan hari berikutnya, seorang pejabat di LPPM UNS meninggal dunia dan dinyatakan positif covid 19. Keduanya sempat dirawat di Rumah Sakit UNS Solo.

Kampus ini sebelumnya pernah mengalami lockdown karena adanya 70 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis FK UNS yang positif covid 19. Wakil Rektor 1 kampus tersebut juga sempat positif covid 19.

Selama proses perawatan intensif sepekan lebih, puluhan calon dokter spesialis dan pejabat kampus UNS Solo ini dinyatakan sembuh atau negatif covid.


Editor: Rony Sitanggang


(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)

  • #satgascovid19
  • #cucitanganpakaisabun
  • COVID-19
  • #jagajarakhindarikerumunan
  • #cucitangan
  • #IngatPesanIbu
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #KBRLawanCovid

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!