RAGAM

PMI dan Dinkes Jateng Turut Serta Edukasi Masyarakat Pentingnya Vaksin Booster

"Provinsi Jawa Tengah berada pada urutan ke-11. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi booster Covid-19."

Daryl Arshaq Isbani

PMI dan Dinkes Jateng Turut Serta Edukasi Masyarakat Pentingnya Vaksin Booster
Kegiatan Webinar “Lindungi Keluarga Tercinta dengan Vaksin Booster” yang diselenggarakan di HA-KA Hotel Semarang, pada Selasa, 27 September 2022.

KBR, Jakarta – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir, terbukti hingga saat ini masih tercatat penambahan jumlah kasus di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Masyarakat harus terus mewaspadai munculnya varian baru Covid-19. Di tengah kewaspadaan terhadap penularan Covid-19, vaksinasi masih perlu terus diintensifkan agar dapat menekan penularan dan meningkatkan kekebalan komunal. Pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga atau vaksin booster perlu terus digencarkan.

Data vaksin.kemkes.go.id menyebut, capaian vaksinasi booster di Provinsi Jawa Tengah masih jauh dari harapan, yakni 31,56 persen dan jika dibandingkan provinsi lainnya, Provinsi Jawa Tengah berada pada urutan ke-11. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi booster Covid-19.

Melalui dukungan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dalam hal ini Palang Merah Indonesia (PMI) dan Bulan Sabit Merah (IFRC) serta USAID turut mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan menaati protokol kesehatan dengan menggelar Webinar Hybrid yang bertemakan “Lindungi Keluarga Tercinta dengan Vaksin Booster” pada Selasa, 27 September 2022 yang diselenggarakan di HA-KA Hotel Semarang.

“Capaian vaksinasi booster yang belum mencapai 50 persen, mengharuskan dinas kesehatan proaktif melakukan kegiatan vaksinasi dengan menjalin kerjasama semua pihak,” kata Yunita Dyah Suminar, Selaku Kepala Dinkes Prov. Jawa Tengah.

Selain Kepala Dinkes Prov. Jawa Tengah, acara tersebut menghadirkan beberapa pembicara yang memiliki pengalaman dibidangnya yaitu dr Hartanto, M.MED.SC selaku Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan dan UDD PMI Prov. Jawa Tengah, dan Warsito selaku Koordinator Yayasan Lembaga Gerak Pemberdayaan (Legepe).

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan PMI Jateng Hartanto mengungkap , dalam upaya meningkatkan vaksin booster PMI memiliki tetap mensupport pemerintah dalam memberikan edukasi ke masyarakat pentingnya booster dan tidak termakan berita-berita hoaks. PMI juga melakukan kolaborasi dengan pemerintah untuk menggerakkan masyarakat di 9 kabupaten yang masih rendah pencapaian vaksin booster, diantaranya di Pati, Pekalongan, Pemalang, Magelang dan lainnya untuk melakukan vaksin booster.

”Kami terus melakukan komunikasi untuk melawan berita-berita hoaks, terhadap informasi yang tidak benar di masyarakat terutama para lansia tentang vaksin booster. Memang orang tua ini ada di rumah, tetap anak dan cucunya pergi keluar dan siapa tahu mereka membawa Covid.” ujarnya.

Hartanto mengungkapkan, kalau WHO mentapkan target vaksinasi booster sebesar 50 persen untuk menuju endemi Covid-19. “Supaya bisa mencapai 50 persen harus didorong terus. Vaksin booster ini menjadi sangat penting untuk masyarakat,” ucap Hartanto.

Hartanto berharap, masyarakat bisa sadar dan mengikuti program vaksinasi booster yang digelar pemerintah untuk mencapai herd immunity menuju endemi.

Edukasi tentang pentingnya vaksin booster harus terus dilakukan ke masyarakat termasuk para disabilitas dan tidak ada diskriminasi. Pemahaman pentingnya booster tetap dilakukan oleh Dinkes Prov. Jawa Tengah dan PMI sehingga capaian vaksin booster sesuai dengan target WHO.

Baca juga: Wisata dibuka, Vaksin Covid-19 Lengkap Jangan Lupa! - kbr.id

Editor: Paul M Nuh

  • nativead
  • vaksin
  • edukasi
  • COVID-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!