BERITA

Harga Rokok Harus Mahal

"Manik Marganamahendra, Project Officer Komnas Pengendalian Tembakau mengungkapkan bahwa harga rokok harus mahal. Upaya menaikkan cukai dan harga rokok ini tentu untuk mengurangi jumlah perokok."

Harga Rokok Harus Mahal
Ilustrasi Kampanye Cegah Perokok Anak dan Rokok Harus Mahal

KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada 2021 lebih dari 27 juta jiwa. Masih tingginya angka kemiskinan ini disebabkan pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia. Kondisi ini mempengaruhi pola konsumsi masyarakat karena adanya perubahan pola pendapatan.

Center for Indonesia's Strategic Development (CISDI) melakukan survei terhadap lebih dari seribu responden sepanjang Desember 2020 sampai Januari 2021 terkait konsumsi rokok. Hasilnya mereka menemukan perubahan perilaku merokok selama 10 bulan pandemi, terutama pada masyarakat yang terdampak secara ekonomi.

Ada dua temuan utama dalam survei ini. Pertama, 4 dari 10 perokok aktif mencoba mengurangi belanja rokok selama pandemi. Dan kedua,1 dari 4 perokok aktif beralih ke rokok yang lebih murah.

Menanggapi hal ini, Manik Marganamahendra, Project Officer Komnas Pengendalian Tembakau mengungkapkan bahwa harga rokok harus mahal. Upaya menaikkan cukai dan harga rokok ini tentu untuk mengurangi jumlah perokok.

Sementara itu, target penerimaan cukai tahun 2021 naik sekitar 11,84 persen. Pemerintahpun berencana menaikkan target cukai rokok pada tahun 2022.

Manik menjelaskan banyaknya golongan cukai yang ada di Indonesia, membuat harga rokok semakin beragam. Sementara itu, hasil riset CISDI menyebutkan bahwa beragamnya harga rokok membuat masyarakat jadi beralih ke rokok yang lebih murah. Sementara itu, Project Officer CISDI, Lara Rizka menyebut harus ada simplifikasi terhadap golongan cukai agar masyarakat dapat mengendalikan aksesibilitas untuk merokok. 

  • Cukai Rokok
  • Rokok
  • Rokok Harus Mahal
  • CISDI
  • Komnas Pengendalian Tembakau

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!