BERITA

Pasca Tragedi Mina, 225 Jemaah Haji Indonesia Masih Belum Kembali ke Pemondokan

"Jemaah tersebut diketahui belum kembali ke pemondokan pasca tragedi Mina terjadi, Kamis (24/9) . "

Pasca Tragedi Mina, 225 Jemaah Haji Indonesia Masih Belum Kembali ke Pemondokan
Haji. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - Pemerintah Indonesia hingga kini terus berupaya mencari 225 jemaah haji Indonesia yang belum kembali ke tenda di Mina, Arab Saudi. Jemaah tersebut diketahui belum kembali ke pemondokan pasca tragedi Mina terjadi, Kamis (24/9) .

Juru Bicara Kementerian Agama, Rosidin mengatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan otoritas setempat, dan juga Kementerian Luar Negeri untuk mengetahui keberadaan 225 jemaah itu.


"Ada 225 orang yang sampai siang kemarin siang belum kembali ke tenda di Armina. Sampai sore ini ya kami belum menerima informasi lanjutan. Kan itu rilisan kemarin sore, jadi kami belum bisa memastikan apakah 225 orang itu sudah kembali ke tendanya atau berada di hotel atau bagaimana. Yang 225 orang ini rinciannya 14 orang dari kloter Batam, 19 orang dari kloter 48 Surabaya, 192 orang dari kloter 361 Jks (Bekasi)," kata Rosidin pada KBR, Sabtu (26/09).


Sementara terkait korban yang meninggal asal indonesia Rosidin menyebut, ketiganya atas nama Hamid Adli Tarji Rofia dari kloter 48 Surabaya, Busayiyah, Sahel Abdul gaffar dari Batam 14, dan satu lagi belum teridentifikasi.


Indonesia sendiri masih mengikuti proses yang dilakukan oleh pihak Arab Saudi terkait penanganan Tragedi Mina. Saat ini kata dia, pemerintah masih fokus menyelenggarakan ibadah haji tahun ini hingga selesai, serta berupaya mencegah jemaah haji Indonesia tidak tercecer.

 

  • Tragedi Mina
  • Kemenlu
  • Insiden Mina
  • Korban Tewas
  • Mekkah
  • Rosidin
  • Arab Saudi
  • 225 Jemaah Haji Indonesia
  • Kemenag
  • Ibadah Haji

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!