BERITA

Izin Belajar Tatap Muka di Zona Kuning, Ahli: Tak Bisa Gunakan Zonasi

""Sekarang tanggung jawab pemerintah apa? bukan mengizinkan, tapi mempersiapkan supaya proses belajar mengajar ini ada di era pandemi,""

Heru Haetami

Izin Belajar Tatap Muka di Zona Kuning, Ahli: Tak Bisa Gunakan Zonasi
Ilustrasi: Mulai belajar tatap muka, petugas kepolisian dan Satpol-PP pantau protokol di SMPN 1 Kota Padangpanjang, Sumbar, Kamis (13/8). (Antara/Iggoy)

KBR, Jakarta-   Pemerintah memutuskan untuk membolehkan sekolah-sekolah di zona hijau dan kuning melaksanakan pembelajaran tatap muka. Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menilai keputusan itu akan berisiko tinggi. Menurutnya, risiko adanya klaster baru dari lingkungan sekolah berpotensi besar terjadi.

Pandu mengatakan, yang harus dilakukan pemerintah semestinya adalah mengubah sistem pendidikan yang siap digunakan di masa pandemi.

"Tadinya resikonya sangat tinggi banyak orang yang akhirnya akan tidak mau mengikuti membuka sekolah. Akhirnya diserahkan ke Pemda kan lucu kan. Bagaimana akhirnya pendidikan diserahkan ke Pemda ke orang tua jadi lempar tanggung jawab. Kalau orang tua tidak setuju tidak perlu dipaksakan, ya gimana? Ya udah tidak usah aja semuanya kalau lempar tanggung jawab. Sekarang tanggung jawab pemerintah apa? bukan mengizinkan,  tapi mempersiapkan supaya proses belajar mengajar ini ada di era pandemi," kata Pandu kepada KBR, Senin (17/8/2020).


Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, sistem zonasi tidak bisa  menjadi tolok ukur membuka sekolah tatap muka. Sebab jika kemudian terjadi kasus, perubahan status zona malah akan mengganggu dan mempengaruhi proses belajar mengajar.


"Zona kuning bisa saja merah, zona hijau bisa merah. Kalau mau mengambil keputusan buka sekolah itu harus memikirkan bagaimana melakukan proses belajar mengajar di era pandemi ini. Karena zonasi itu tidak ada artinya. Bisa saja berubah-ubah. Misal dalam seminggu dia berubah zona merah masa sekolah distop? Kan engga," kata Pandu


Pandu berharap pemerintah segera memikirkan sistem pembelajaran yang bisa digunakan di era pandemi. Kata dia, pandemi yang terjadi saat ini semestinya menjadi kesempatan pemerintah memperbaiki sistem pendidikan.


Ia juga mengusulkan, selama pandemi masih terjadi pemerintah bisa menggunakan metode kombinasi antara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sekolah tatap muka. Menurutnya, hal ini setidaknya akan meminimalkan risiko penyebaran virus.


"Ini kesempatan (memperbaiki sistem pendidikan), jangan memikirkan bagaimana membuka sekolah pada umumnya. Ditata dulu, disiapkan, kurikulum diubah. Ini bukan kurikulum darurat lagi, kurikulum pandemi. Pandemi ini akan lama sampai lima tahunan," pungkasnya. 

Sebelumnya pemerintah mengizinkan sekolah di zona kuning. Beberapa daerah bahkan sedang mengujicoba membuka sekolah di zona orange.

Editor: Rony Sitanggang

  • sekolah dari rumah
  • COVID-19
  • nabiel makarim
  • zona kuning
  • FSGI
  • pendidikan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!