BERITA

Usai Uji Klinis, Ini Alasan 7 Provinsi Prioritas Mendapat Vaksin Covid-19

""Karena untuk sekaligus tidak cukup yang dari Bio Farma. Nah nanti setelah itu baru nanti provinsi yang lain, jadi bertahap," "

Wahyu Setiawan, Dwi Reinjani

Usai Uji Klinis, Ini Alasan 7 Provinsi Prioritas Mendapat  Vaksin Covid-19
Ilustrasi: Salah satu produk Bio Farma.

KBR, Jakarta- Vaksin Covid-19 yang didatangkan dari Sinovac, Cina, akan menjalani tahapan uji klinis fase 3 terlebih dahulu. Setelah itu selesai dan mendapat izin edar, vaksin ini rencananya akan diedarkan dulu di tujuh provinsi.

Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Profesor Kusnandi Rusmil, mengatakan, tujuh provinsi dipilih karena merupakan daerah dengan banyak kasus Covid-19.

"Pertama kali vaksin ini berfungsi pada awal-awalnya yang akan kita berikan di tujuh provinsi dulu. Karena yang paling banyak kena Covid-19 kan tujuh provinsi. Jakarta, Bandung, Surabaya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, kemudian Sulawesi Selatan, itu banyak. Jadi di tujuh provinsi dulu. Karena untuk sekaligus tidak cukup yang dari Bio Farma. Nah nanti setelah itu baru nanti provinsi yang lain, jadi bertahap," jelasnya dalam konferensi pers di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Bandung, Rabu (22/07).

Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menambahkan, uji klinis fase 3 rencananya akan dimulai pada Agustus mendatang. Proses uji klinis ini baru akan dimulai ketika sudah mendapat izin dari Komite Etik.


Ada 1.620 sukarelawan yang nantinya akan dijadikan subjek dalam uji klinis ini. Diperkirakan membutuhkan waktu enam bulan untuk menguji apakah vaksin ini benar-benar aman dan efektif digunakan untuk khalayak.


Setelah uji klinis rampung dan mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), paling cepat pada kuartal 1 tahun depan PT Bio Farma akan memproduksi dengan kapasitas maksimal 250 juta dosis.


Sebelumnya Perusahaan farmasi pelat merah, PT Bio Farma, bersiap untuk memproduksi vaksin Covid-19 pada tahun depan. Sebanyak 2.400 calon vaksin itu sudah tiba di Indonesia pada Minggu (19/07).


Sebelum vaksin itu benar-benar diproduksi massal, akan ada sejumlah tahapan klinis yang harus dilalui. Tahapan uji klinis diperkirakan memakan waktu enam bulan.
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, vaksin itu akan siap beredar di masyarakat pada awal tahun depan.
"Vaksin ini kita pastikan akan ada, tapi saya mohon masyarakat juga berdisiplin supaya tadi kita bisa terus mengantisipasi. Bio Farma juga akan memastikan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan. Karena ditanya obatnya apa, pasti kan belum ada. Tetapi terapi penyembuhan kita terus lakukan dan insyaallah sesuai dengan komitmen daripada pemerintah dan Bapak Presiden, kita akan melakukan hal ini sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat semua," kata Erick di Istana Negara, Selasa (21/7/2020).

PT Bio Farma sebagai perusahaan negara, nantinya akan bertanggung jawab untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin ke seluruh penjuru Tanah Air. Saat ini, vaksin tersebut masih disimpan di Bandung, sesuai standar internasional.


Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, vaksin dari Sinovac dipilih sebagai mitra karena metode pembuatannya sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma. Yakni dengan metode inaktivasi.


Vaksin ini akan melalui tahapan uji klinis tahap 3 sekitar 6 bulan. Uji klinis akan berlangsung di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, dengan melibatkan tim peneliti dari kampus tersebut. Dalam uji klinis itu, vaksinasi akan diberikan kepada 1.620 sampel dengan rentang usia antara 18 hingga 59 tahun, dengan kriteria-kriteria tertentu.


"Sesuai dari arahak Pak Presiden barusan. Kami dari Bio Farma mendapat tugas untuk memastikan kapasitas produksi vaksin ini bisa dikelola dengan baik. Sampai saat ini kami sudah menyiapkan 100 juta dosis per tahun siap. Dan kita akan expand menuju 250 juta dosis per tahun. Tapi untuk tahap pertama, sesuai dengan target penyelesaian uji klinis Januari, pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun," jelasnya di Istana Negara, Selasa (21/7/2020).

Vaksin dari Sinovac, China, ini merupakan salah satu dari empat kandidat vaksin yang sebelumnya telah diumumkan oleh Kementerian Kesehatan. Kerja sama PT Bio Farma dengan Sinovac merupakan tindak lanjut dari proses diplomasi pemerintah Indonesia dengan negara lain.

 

Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19
  • virus corona
  • vaksin
  • imunisasi
  • bio farma

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!