BERITA

Besok, BEKRAF Luncurkan 'BEK-UP', Program Pembinaan Calon Teknopreneur

" "Tahun ini targetnya bisa membina 1200 calon pre-startup," kata Pejabat Badan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam."

Besok, BEKRAF Luncurkan 'BEK-UP', Program Pembinaan Calon Teknopreneur
Ilustrasi. (Foto: Mike Dierken/Creative Commons)

KBR, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif BEKRAF akan meluncurkan BEK-UP for Pre-Startup, sebuah program untuk membantu mengurangi tingkat kegagalan para calon pelaku usaha rintisan industri berbasis teknologi digital di Indonesia.

Direktur Fasilitasi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi dari Badan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam mengatakan peluncuran program BEK-UP rencananya akan dilakukan Kepala BEKRAF Triawan Munaf, Jumat (3/6/2016) pukul 10.00 WIB di Jakarta Digital Valley, Gedung Telkom, Jakarta.

Neil El Himam mengatakan selama ini banyak usaha startup digital Indonesia gagal . Jumlahnya mencapai sekitar 90 persen. Hal itu di antaranya   karena masalah kurangnya kemampuan manajemen.

"Biasanya pelaku usaha startup pemula itu kekurangan pengalaman, skill terutama soft skill seperti marketing, manajemen, keuangan, juga kepercayaan dari masyarakat. Jadi 90 persen biasanya gagal. Karena itu bagaimana supaya startup itu mengurangi kelemahan di bidang softskill ini. Caranya, kita adakan  Tallent Pool," kata Muhammad Neil El Ilham, usai mengikuti seminar "Road to Digital Economy 2020" di Balai Kartini, Jakarta, (2/6/2016).

Program Tallent Pool itu untuk mendampingi para calon pelaku rintisan usaha berbasis digital (pre-startup) khususnya   untuk mendongkrak kemampuan manajemen, pemasaran, pengelolaan usaha, pajak dan sebagainya. Tallent Pool rencananya digelar di 10 kota seperti Medan, Denpasar, Yogyakarta, dan Bandung.

"Teknisnya, kita akan kerjasama dengan Telkom dan MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia) di 10 kota. Kita rekrut 10-15 orang untuk dibina per daerah, tergantung berapa banyak kapasitas tempat pelatihan. Nanti pelatihan digelar selama delapan pertemuan. Kita siapkan mentor-mentornya. Kita harapkan 10-15 orang itu asli daerah. Tapi harus yang sudah punya produk dan tim," kata Neil Himam.

"Tahun ini targetnya bisa membina 1,200 calon pre-startup," tambahnya.

Neil Himam mengatakan upaya ini diharapkan paling tidak untuk mengurangi tingkat kegagalan startup di Indonesia.

Presiden Joko WIdodo menargetkan bisa mencetak seribu teknopreneur, atau pengusaha di bidang teknologi digital hingga 2020 mendatang. Hal itu untuk mengejar target menjadi raksasa negara digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

Selain itu, Badan EKonomi Kreatif juga akan membantu mengurus hak kekayaan intelektual di bidang usaha digital di Indonesia. Neil Himam mengharapkan ada sekira 1000 hak kekayaan intelektual bisa diberikan gratis pada tahun ini.

Badan Ekonomi Kreatif berencana menjadikan BEK-UP sebagai ekosistem pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

"Sekarang sedang digodok grand design-nya. Terutama untuk startup digital. Sekarang inkubator di Indonesia sudah banyak. Universitasnya banyak, fasilitas research and development (R&D) center sudah banyak. Bagaimana caranya itu diintegrasikan dalam satu sistem. Ada 80 inkubator di Indonesia, tapi bagaimana supaya itu tidak terkonsentrasi di Jawa melainkan juga di luar Jawa," tambah Neil El Ilham.


Editor:  Rony Sitanggang

  • Badan Ekonomi Kreatif
  • Triawan Munaf
  • Digital Economy 2020
  • startup
  • teknologi informasi
  • internet
  • BEKRAF

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!