Federasi Serikat Pekerja Media se-Asia Tenggara Dideklarasikan

KBR68H, Pnom Penh - Sejumlah asosiasi dan serikat pekerja negara-negara Asia Tenggara mendeklarasikan federasi di Pnom Penh, Kamboja (17/6). South East Asean of Journalist Unions (SEAJU) adalah federasi yang mewakili asosiasi dan serikat pekerja media dari Kamboja, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Burma.

Asosiasi dan federasi dari Indonesia adalah AJI Indonesia dan Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPM-Independen). SEAJU yang terafiliasi dengan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), dibentuk guna merekatkan kerjasama pekerja media antar negara se Asia Tenggara dan mengadvokasi anggota-anggotanya yang dilanda persoalan, seperti ketenagakerjaan, kebebasan pers, dan kesetaraan gender.

Di Asia Tenggara, persoalan ketenagakerjaan yang dihadapi pekerja media masih memiliki persoalan yang serupa. Di antaranya, pemberangusan serikat pekerja media, dan upah murah. Bekerja melampaui batas jam kerja, sampai situasi kerja yang tidak manusiawi.

Selain itu, kondisi kerja para jurnalis se Asia Tenggara masih dibayang-bayangi kematian. Para jurnalis masih rentan menjadi target pembunuhan karena pekerjaannya. Tiap hari bekerja dalam situasi ketakutan. Tak ada jaminan keselamatan jiwa karena tiap kali terjadi kasus pembunuhan terhadap jurnalis, pengusutannya tidak sampai tuntas.

Persoalan lainnya, tentang isu-isu perempuan di Asia Tenggara. Dalam pemberitaan, isu tentang perempuan masih sangat minim. SEAJU meyakini, minimnya pemberitaan yang mengangkat kesetaraan gender, lantaran para perempuan belum diberikan peluang yang besar untuk bergelut di dunia jurnalistik. Sehingga produk-produk jurnalistik yang dihasilkan suatu media kerap tak menyentuh isu-isu kesetaraan gender.

Dari persoalan-persoalan tersebut, SEAJU berkomitmen mendorong anggotanya untuk memperjuangkan persoalan-persoalan yang saat ini masih dihadapi pekerja media di Asia Tenggara. Di antaranya, mendorong upah layak bagi jurnalis, membangun kebebasan pers, menggencarkan isu-isu kesetaraan gender, serta memperjuangkan perlindungan dan keselamatan bagi pekerja media.

Editor: Doddy Rosadi