KBR, Jakarta – Sains memiliki peran yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Di era sekarang ini yang mana teknologi semakin berkembang dan informasi menjadi semakin mudah untuk diakses melalui website, social media, dan medium lainnya.
Perkembangan teknologi tidak mungkin terjadi tanpa dasar pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah dalam sains. Namun, seringkali topik sains yang kompleks menjadi sulit dipahami dan bisa menjadi hambatan bagi banyak orang dalam memahami konsep-konsep yang mendasari.
Penting bagi kita untuk membahas bagaimana sains dapat disajikan dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami oleh khalayak yang lebih luas.
Podcast menjadi salah satu solusinya. Karena melalui medium podcast, kita dapat menghadirkan sains secara lebih dekat, menarik, dan menyenangkan bagi pendengar. Nah salah satu contoh yang sangat menariknya itu adalah Podcast Sains Sekitar Kita.
Pada Rabu, 17 Mei 2023 telah dilaksanakan Talkshow P3K (Podcast Kampus ke Kampus) yang diadakan bersama Institut Bisnis Nusantara dengan topik pembahasan “Membumikan Sains Lewat Podcast”. Narasumber dalam talkshow kali ini adalah Cornelia Wendelina, Host Podcast Sains Sekitar Kita dan Vitri Angreni, Produser Program Podcast Sains Sekitar Kita.
Acara Podcast ini dihadiri kurang lebih 50 mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi IBN dengan dipandu oleh Salsabil Ganiasih perwakilan dari HIKOM IBN.

Acara diawali dengan penandatanganan MoU antara IBN yang diwakili oleh Ketua Prodi Ilmu Komunikasi IBN yaitu Wahyu Wary Pintoko, S.PT, M.Si dan KBR yang diwakili Citra Dyah Prastuti selaku Pemimpin Redaksi. Penandatanganan MoU membuka peluang kerjasama lebih luas antara KBR, mahasiswa dan dosen IBN yang dapat digunakan sebagai pengembangan keilmuan di dunia radio dan jurnalistik.

“Saya berterima kasih kepada HIKOM yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga ilmu Podcast yang diberikan semakin menambah pengetahuan kita dan kita harus berubah,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Bu Vitri memiliki tantangan tersendiri dalam memproduksi konten karena butuh penyesuaian konten untuk mahasiswa.
“Jadi tantangannya bagi saya adalah harus menyesuaikan penyusunan konten untuk mahasiswa yang usianya dua kali lipat dari usia saya,” ujarnya.
Selain itu, Cornelia pun juga memiliki tantangan lainnya dalam memproduksi konten.
“Kalau saya tantangannya susah untuk memahami sains karena bukan dunia saya. Jadi saya bisa belajar sebanyak dua sampai tiga kali,” ujarnya.
Baca juga: Energi Terbarukan: Antara Cita-Cita dan Kenyataan - kbr.id