RAGAM

Penyakit Kusta dan Agama, Apakah Ada Kaitannya?

"Penyakit kusta hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara di dunia. Namun apakah penyakit kusta memiliki kaitan dengan agama?"

Iqbal Rizqy Ramadhan

Penyakit Kusta Dalam Perspektif Agama
Kegiatan Talkshow Ruang Publik Bersama NLR Indonesia Edisi “Kusta Dalam Perspektif Agama” pada Senin, 08 Mei 2023

KBR, Jakarta - Penyakit kusta yang dikenal sejak zaman kuno masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara di dunia. Masih banyaknya anggapan masyarakat bahwa kusta merupakan penyakit kutukan atau karma yang diberikan oleh Tuhan.

Padahal kusta disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang dapat menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Jadi kusta bukan dikarenakan dosa atau karma jika dilihat dari perspektif agama apapun.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan per 24 Januari 2022 telah mencatat bahwa jumlah kasus kusta mencapai 13.487 kasus dengan penemuan kasus baru sebanyak 7.146 kasus. Bahkan Indonesia menjadi penyumbang kasus kusta nomor 3 di dunia setelah India dan Brazil. Hingga saat ini masih terdapat 6 provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta yaitu Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Kusta adalah salah satu penyakit tertua dalam sejarah. Penyakit kusta sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi bahkan tertulis dalam kitab-kitab suci beberapa agama. Ini menjelaskan penyebab penyakit kusta atau lepra sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan masih ditemukan hingga saat ini dan pada masa purba tersebut disinyalir telah terjadi pengasingan pada pasien kusta.

Orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dan penyandang disabilitas akibat kusta masih tetap terjebak dalam lingkaran diskriminasi hingga saat ini. Salah satu hambatan terbesarnya yaitu seringkali mereka mengalami kekerasan dan perlakuan yang salah, baik dalam hal pendidikan, keagamaan, hingga lingkungan sosialnya.

Tidak berhenti pada diskriminasi dari lingkungan sosial, acap kali OYPMK dan penyandang disabilitas memiliki stigma diri yang tinggi. Kesulitan kembali ke masyarakat karena hilangnya rasa percaya diri dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Diskriminasi dari lingkungan sosial yang terjadi cukup tinggi kepada penyandang disabilitas karena kusta atau OYPMK dapat menyebabkan beberapa gangguan serta kesulitan kepada mereka seperti gangguan kesehatan mental, kesulitan akses ke layanan kesehatan, kesulitan dalam mencari pekerjaan atau pendidikan, dan pengasingan atau isolasi sosial oleh masyarakat.

Penyakit kusta di Indonesia masih seringkali dianggap sebagai hukuman yang diberikan oleh Tuhan karena dosa atau karma yang pernah dilakukan dimasa lalu. Banyak masyarakat Indonesia yang mempercayainya. Pandangan seperti ini seringkali menyebabkan stigma negatif terhadap penyandang kusta atau OYPMK di Indonesia, sehingga mereka seringkali dijauhi dan diasingkan dari masyarakat.

Pada Senin, 08 Mei 2023 telah dilaksanakan Talkshow Ruang Publik yang diadakan bersama NLR Indonesia dengan topik pembahasan “Kusta dalam Perspektif Agama”. Yang menjadi narasumber dalam talkshow ini adalah Pendeta Emeritus Corinus Leunufna sebagai Pendeta & OYPMK dan Ustaz Muhammad Iqbal Syauqi selaku Dokter Umum RSI Aisyiyah Malang sekaligus kontributor dalam laman islami.co.

Dalam talkshow tersebut Ustaz Iqbal mengungkapkan bahwa “Kita tahu bahwa kusta ini penyakit menular yang penularannya itu terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan orang lain terkena kusta seperti kontak erat dengan orang lain dan faktor imunologis atau kondisi tubuh ketika sedang turun.”

“Untuk penyakit kusta yang dikaitkan dengan dosa, karma, atau ujian dari Tuhan ini memang ada peran tokoh masyarakat termasuk ahli agama untuk membuka pengetahuan terkait penyakit kusta ini.” ujar Ustaz Iqbal.

Anda juga bisa menyimak di Ruang Publik secara lengkap edisi “Kusta Dalam Perspektif Agama” bersama NLR Indonesia di Youtube Berita KBR atau dapat mengklik link berikut.

NLR Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang mengupayakan Indonesia bebas kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta melalui strategi 3 zero (nihil), yaitu nihil penularan, nihil disabilitas dan nihil eksklusi. NLR Indonesia juga membantu anak-anak yang pernah mengalami kusta dan anak dengan disabilitas agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Baca juga: Hindari Stigma, Media Dituntut Sampaikan Informasi yang Valid Soal Kusta - kbr.id

  • penyakit kusta
  • kusta
  • karma
  • agama
  • dosa
  • NLR Indonesia
  • nativead
  • advertorial

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!