RAGAM

Ubah Perilaku dan Stigma Penyandang Kusta, Ini Potret Desa Sahabat Kusta di Minahasa Utara

"Komponen kunci dari Desa Sahabat Kusta adalah menurunkan stigma dan meningkatkan deteksi kasus sejak dini dengan memberikan edukasi dan pemberdayaan petugas kesehatan dan kelompok potensial masyarakat"

Paul M Nuh

Ubah Perilaku dan Stigma Penyandang Kusta, Ini Potret Desa Sahabat Kusta di Minahasa Utara
Petugas sedang melakukan deteksi dini penyakit kusta

Indonesia telah mencapai eliminasi kusta (definisi: prevalensi <1/10,000) pada tingkat nasional sejak tahun 2000. Tapi di sisi lain, masih terdapat 14 provinsi yang menjadi area endemik dengan jumlah kasus yang stabil dalam 15 tahun terakhir. Dalam laporan 2018, total kasus baru mencapai 18.529 dengan 6,6% pasien memiliki gangguan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat deteksi kasus masih mengalami keterlambatan.

Desa Sahabat Kusta dimulai 2012, dirancang untuk tingkatkan deteksi dini kusta di Kabupaten Minahasa Utara, di Sulawesi Utara, juga di daerah-daerah endemik kusta lainnya. Desa Sahabat Kusta dibentuk untuk meningkatkan perilaku anggota kelompok potensial masyarakat terhadap kusta. Program ini memiliki 5 fasilitas kesehatan yang membawahi 15 desa endemik kusta dengan total populasi 44.735 orang. Karena menarik perhatian pemerintah daerah untuk turut berinvestasi, program ini kemudian dikembangkan dan diperluas ke 32 desa endemik lainnya.

Komponen kunci dari Desa Sahabat Kusta adalah menurunkan stigma dan meningkatkan deteksi kasus sejak dini dengan memberikan edukasi dan pemberdayaan petugas kesehatan dan kelompok potensial masyarakat di desa. Beberapa langkah yang ditempuh, antara lain;

Pertama, komitmen dan dukungan pemangku kepentingan terhadap program ini, yang dibangun melalui pertemuan tingkat daerah yang dipimpin oleh dinas kesehatan setempat.

Kedua, pemetaan wilayah endemik berdasarkan insiden kusta pada 3 tahun terakhir. Ini dilakukan untuk mengetahui gambaran endemisitas kusta di wilayah tersebut.

Kategori endemisitas kusta terbagi atas:

  • Endemik tinggi: paling tidak satu kasus kusta per tahun, atau satu kasus kusta dengan disabilitas level 2, atau kasus kusta pada anak (usia <15 tahun) dalam tiga tahun terakhir,
  • Endemik: paling tidak satu kasus kusta ditemukan dalam tiga tahun terakhir, dan
  • Endemik rendah: tidak ditemukan kasus kusta baru dalam tiga tahun terakhir.

Hasil pemetaan didiskusikan untuk kemudian dilakukan pendataan oleh petugas puskesmas kepada anggota masyarakat yang menjadi kelompok potensial. Kelompok potensial dalam hal ini terdiri dari orang yang pernah mengalami kusta, pemuka agama, tokoh masyarakat, perangkat desa, organisasi non profit, guru, dan lain-lain.

Ketiga, pemberian materi mengenai kusta untuk meningkatkan kapasitas petugas puskesmas dalam menegakkan diagnosis kusta dan pengelolaan kasus kusta.

red
Petugas sedang melakukan pemaparan terkait penyakit kusta.

Informasi tentang kusta juga disebarluaskan melalui berbagai forum yang difasilitasi oleh petugas kusta, promosi kesehatan dan kader kesehatan desa. Penyebaran informasi disampaikan juga melalu sesi edukasi kesehatan. Penyebaran informasi ditekankan pada pemahaman bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan, dapat konsultasi dan pengobatan gratis, serta penemuan kasus dan terapi berdasarkan partisipasi dari masyarakat.

Sebagai langkah pengawasan implementasi Desa Sahabat Kusta, pengelola program kusta tingkat provinsi dan kabupaten mengunjungi Puskesmas secara rutin. Kegiatan kunjungan petugas Puskesmas dan pengelola program ini dibiayai oleh NLR Indonesia.

Tahun 2018 dilakukan evaluasi untuk mendokumentasikan perubahan dan pembelajaran dari perspektif pemangku kepentingan termasuk masyarakat, orang yang pernah mengalami kusta, petugas kesehatan, dan pengelola program. Laporan ini menyajikan hasil dari evaluasi dampak tersebut.


Trend Kasus Baru Kusta

Kabupaten Minahasa Utara di Sulawesi Utara merupakan salah satu kabupaten endemik kusta di Indonesia dengan rasio deteksi kasus baru 11 per 100,000 populasi. Kabupaten ini terdiri atas 120 desa dengan total populasi sebanyak 157,918 orang di tahun 2012. Terdapat 11 Puskesmas di kabupaten ini. Pada periode 2005 sampai 2011, jumlah angka kasus baru dan kasus pada anak (sekitar 5%) bersifat stagnan.

red

Pada Gambar 1 ditunjukkan trend kasus kusta antara 2012 sampai 2017, yang menunjukkan di tahun pertama angka insiden kasus kusta di 15 desa endemik meningkat, dan kasus itu mulai menurun perlahan di tahun ketiga.

Dalam kurun 5 tahun kasus baru sangat fluktuatif, serta tidak ditemukan adanya disabilitas level 2 yang mengindikasikan deteksi awal. Kasus baru ditemukan pada tahun 2017 (gambar 2).

red

Sejak 2012, sebanyak 269 petugas Puskesmas dari 5 Puskesmas berpartisipasi dalam pertemuan tahunan. Jumlah kelompok potensial masyarakat desa yang memberikan informasi mengenai kusta selama sesi pendidikan kesehatan mencapai 279, yang setara dengan 40-50% dari total kelompok potensial masyarakat dari seluruh desa. Dari total kelompok potensial masyarakat desa seluruhnya, sekitar 180 kelompok potensial masyarakat desa (65%) masih berpartisipasi aktif dalam Desa Sahabat Kusta sampai saat penelitian berlangsung (Tabel 3).

red

Penyebaran informasi tentang kusta secara konsisten, positif, dan rutin pada periode waktu yang panjang, melibatkan petugas kesehatan, dan anggota masyarakat yang berpengaruh berhasil menurunkan stigma. Paparan yang cukup terhadap informasi tentang kusta dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku terhadap kusta, yang menghasilkan penemuan kasus lebih awal dan penurunan insidensi kusta.

Desa Sahabat Kusta mulai diterapkan di kabupaten lain di Sulawesi Utara dan beberapa provinsi lain yang telah mengunjungi Desa Sahabat Kusta di Minahasa Utara.

  • nativead
  • NRL Indonesia
  • SUKA
  • Desa Sahabat Kusta
  • kusta
  • eliminasi kusta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!