RAGAM

Perketat Protokol Kesehatan Selama Ramadhan demi Lebaran Lebih Aman

Perketat Protokol Kesehatan Selama Ramadhan demi Lebaran Lebih Aman

Berdasarkan data yang dihimpun per akhir April 2021, terpantau terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang terutama diakibatkan kelalaian menerapkan protokol kesehatan di beberapa tempat umum, sehingga menciptakan klaster penularan baru.

“Kita melihat kasus konfirmasi positif Covid-19 meningkat. Kita melihat juga sampai minggu keempat April 2021 kematian akibat Covid-19 juga meningkat, ada juga peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit,” terang dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dalam Dialog Produktif bertema Waspada Peningkatan Klaster Baru, yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_IKP, Selasa (4/5).

dr. Nadia mengungkapkan, Ramadhan jangan sampai menjadi sumber penularan atau korban penularan, sehingga menyambut Idul Fitri harus lebih memperketat protokol kesehatan agar terhindar dari penularan bahkan kematian.

Program vaksinasi pemerintah yang menyentuh angka 20,4 juta pada 3 Mei lalu masih belum saatnya untuk dirayakan atau memberikan rasa aman berlebihan kepada masyarakat sehingga mengabaikan protokol kesehatan.

Pendapat senada diungkapkan dr. Fala Adinda, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Subbidang Mitigasi. Dengan adanya mutasi virus baru ia mengingatkan jangan sampai lengah seperti negara tetangga yang sampai mencapai gelombang ketiga penularan, serta diikuti kasus baru yang melonjak.

“Longgarnya protokol kesehatan yang terjadi di sekeliling kita sebenarnya menjadi semacam lampu merah. Walaupun sudah ada program vaksinasi jangan sampai protokol kesehatan ini menjadi longgar,” terang dr. Fala.

dr. Fala mengingatkan untuk tidak terlena dengan penurunan kurva atau kejenuhan, karena pandemi sudah berjalan lebih dari satu tahun.

  • adv
  • #pandemi covid-19
  • program ramadhan
  • Vaksinasi Covid-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!