HEADLINE

Pasar Tutup, Pesanan Banyak Batal, Industri Tekstil Minta Stimulus

"Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) antara lain meminta kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kebijakan keringanan biaya pembayaran listrik."

Heru Haetami

Pasar Tutup, Pesanan Banyak Batal, Industri Tekstil Minta Stimulus
Pekerja menyelesaikan produksi pakaian rajut di Sentra Rajut Binong Jati, Bandung, Jabar (6/3/2020). (Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi)

KBR, Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengusulkan sejumlah hal kepada pemerintah untuk dapat meringankan beban industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengatakan, untuk membantu arus kas tetap terjaga, asosiasi antara lain meminta kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kebijakan keringanan biaya pembayaran listrik.

"Salah satunya ini PLN dan Gas itu ada istilahnya jam nyala. Dipakai atau tidak dipakai itu harus dibayar. Kita memohon untuk kondisi pandemi COVID-19 yang situasinya tidak normal ini kita dibebaskan dari biaya jam nyala. Karena ini sangat membantu sekali dan jumlah nilainya tidak sedikit," kata Jemmy saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (27/4/2020).

Jemmy menambahkan, asosiasi juga mengusulkan adanya kelonggaran pembayaran pajak PPn selama 90 hari. Selain itu, API juga meminta kepada pemerintah agar ada proteksi pasar garmen pasca-pandemi COVID-19.

Dampak pandemi virus corona membuat kondisi tekstil dan produk tekstil berada dalam keterpurukan. Ia mengatakan, penyebabnya dikarenakan banyak pembatalan dan penghentian pesanan TPT baik dari dalam negeri maupun pasar ekspor.

“Kondisi TPT pada hari ini kondisinya sangat tidak menggembirakan. Karena pasar domestik dan ekspor kita ini sangat terganggu sekali. Order-order ekspor garmen banyak yang di-cancel, order-order dalam negeri juga, pasar seperti Tanah Abang dan pasar lainnya di kota-kota lainnya ditutup. Sehingga market kita boleh dikatakan habis,” keluh Jemmy. 

Editor: Fadli Gaper

 

  • API
  • Tekstil dan Produk Tekstil
  • Stimulus

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!