BERITA

Pandemi Covid-19, Survei SMRC: Hanya 46% Warga yang Bersedia Divaksin

""Proporsi ini tentu tidak memenuhi target minimal 70 persen untuk membuat herd immunity nasional. Karena itu penggalakan atau kalau perlu kewajiban vaksinasi menjadi alternatif untuk mencapai target""

Pandemi Covid-19, Survei SMRC: Hanya 46% Warga yang Bersedia Divaksin
Menkes Budi Gunadi pantau vaksinasi COVID-19 AstraZeneca di Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Jatim, Selasa (23/3/2021). (Antara/Prasetia Fauzani)

KBR, Jakarta-   Satu tahun pandemi Covid-19 hanya 46 persen warga yang secara tegas bersedia melakukan vaksinasi Covid-19. Angka ini adalah hasil survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengenai sikap dan perilaku warga terhadap vaksin. 

Hasil survei menunjukkan 29 persen warga menyatakan tidak mau divaksin, 23 persen masih pikir-pikir dulu, dan 2 persen tidak menjawab.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebut, temuan ini perlu mendapat perhatian serius, sebab hanya 61 persen warga yang bersedia divaksin tidak memenuhi target minimal 70 persen untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok nasional.

"Yang bersedia divaksin potensial hanya 61 persen. Ini dari asumsi kalau yang masih pikir-pikir dan tak menjawab terdistribusi secara proporsional. Proporsi ini tentu tidak memenuhi target minimal 70 persen untuk membuat herd immunity nasional. Karena itu penggalakan atau kalau perlu kewajiban vaksinasi menjadi alternatif untuk mencapai target jumlah minimal," kata Deni saat menyampaikan hasil rilis secara daring, Selasa (23/3/2021).

Baca: Vaksinasi Covid-19, Survei IPI: Lebih 40 Persen Responden Enggan

Hasil survei juga menunjukkan bahwa persentase tertinggi warga yang menolak untuk divaksin Covid-19 ditemukan di DKI Jakarta (33%), Jawa Timur (32%), dan Banten (31%). Sementara persentase terendah penolakan untuk divaksin ditemukan di Jawa Tengah (20%).

Deni menyebut, temuan ini mengkhawatirkan, mengingat DKI adalah daerah yang yang memiliki tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Indonesia. Menurut Deni, tingginya tingkat penolakan terhadap vaksin di DKI Jakarta tampaknya sejalan dengan persepsi tentang keamanan vaksin. 

Di DKI Jakarta, persentase warga yang tidak percaya bahwa vaksin dari pemerintah aman mencapai 31%. Di sisi lain, hanya 19% warga Jawa Tengah yang tidak percaya vaksin dari pemerintah aman.

Survei yang mencakup semua provinsi di Indonesia ini dilakukan pada 28 Februari 2021 – 8 Maret 2021 dengan metode wawancara tatap muka. Survei ini melibatkan 1220 responden yang dipilih secara acak, dengan margin of error 3,07%.

Editor: Rony Sitanggang


Redaksi KBR juga mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.

  • #IngatPesanIbu
  • vaksin
  • #vaksinasicovid-19
  • #jagajarak
  • COVID-19
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #satgascovid19
  • #KBRLawanCovid19
  • #pakaimasker
  • #cucitanganpakaisabun

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!