NUSANTARA

Covid 19 Melonjak, Pemprov Jatim Terapkan PTM Dua Sesi

"“Sekolah tolong dipertimbangkan opsi shift siang dan pagi. Kita belum bisa melangkahi SKB empat menteri. Jadi kebijakannya kalau ada kasus lockdown""

Budi Prasetiyo

Covid 19 Melonjak, Pemprov Jatim Terapkan PTM Dua Sesi
ilustrasi pembelajaran tatap muka. (Foto: Antara)

KBR, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak mengintruksikan agar sekolah-sekolah di provinsi itu menerapkan pembelajaran tatap muka sesi pagi dan siang untuk mencegah penularan covid-19 varian omicron.

Pemprov Jatim belum ingin meninjau PTM dan hanya melakukan penguncian wilayah (lockdown) lokal jika ada kasus covid 19 terjadi di sekolah.

“Sekolah tolong dipertimbangkan opsi shift siang dan pagi. Kita belum bisa melangkahi SKB empat menteri. Instruksi Presiden ini untuk Jakarta, Jabar dan Jateng. Jadi kebijakannya kalau ada kasus lockdown di kelas,” katanya di Surabaya, Kamis (3/1/2022).

Emil menjelaskan, opsi sesi pembelajaran pagi dan siang itu sangat penting agar tidak ada penumpukan siswa ketika proses belajar mengajar tatap muka di sekolah. Ia juga mewanti-wanti sekolah untuk tetap waspada dan berhati-hati menghadapi varian baru omicron ini.

Selain mengurangi kapasitas menjadi dua sesi, Emil juga meminta agar sekolah menjalankan prokes secara ketat.

"Kami terus memantau lonjakan covid 19 di Jatim yang terjadi belakangan ini," kata dia.

Berita lainnya:

Berdasarkan data dari Institut Penyakit Tropis (ITD) milik Universitas Airlangga Surabaya, terjadi penambahan 82 kasus omicron di Jawa Timur per 28 Januari lalu.

Dengan tambahan itu total konfirmasi omicron di Jawa Timur menjadi 108 orang, dan tersebar di 13 kabupaten dan kota.


Editor: Kurniati Syahdan

  • PTM
  • PTM 100 persen
  • Jawa Timur
  • lockdown
  • Varian Omicron
  • opsi shift PTM

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!