BERITA
Pandemi, Ini 4 Ragam Pemberian Vaksinasi Covid Massal Tahap Kedua
""Model ketiga seperti ini, kita datang ke tempat keramaian. Model keempat kita bikin satu tempat penyuntikkan massal dan orang datang ke sana,” "
Dwi Reinjani
KBR, Jakarta- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada empat skema yang akan dilakukan pemerintah dalam melakukan vaksinasi massal, salah satunya metode jemput bola.
Budi mengatakan skema-skema itu dilakukan sebagai upaya percepatan vaksinasi bagi masyarakat.
“Empat tipe-tipe pertama kita datang ke faskes, tipe yang kedua kita datangi ke kantor-kantor atau tempat mereka bekerja. Kayak TNI-Polri kita kasih saja ke mereka, kan mereka bisa suntik sendiri. Model ketiga seperti ini, kita datang ke tempat keramaian. Model keempat kita bikin satu tempat penyuntikkan massal dan orang datang ke sana,” ujar Budi Gunadi saat memantau vaksinasi massal pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/02/2021).Menkes Budi Gunadi juga mengatakan, penerapan empat skema vaksinasi ini akan diatur sesuai jenis pekerjaan dan lokasi pekerjaannya. Menurut Budi, perlu ada penyesuaian petugas dalam pemberian vaksinasi secara massal di setiap lokasi.
Menurut Budi, jika pada saat kementerian kesehatan melakukan tes covid massal banyak masyarakat yang takut dan enggan. Kata dia, berbeda dengan vaksin, masyarakat terlihat antusias mengikuti program tersebut.
Ia juga mengatakan pemerintah menargetkan akan segera memvaksin 55 ribu pedagang pasar, salah satunya Pasar Tanah Abang.
Editor: Rony Sitanggang
Redaksi KBR juga mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.
- #cucitanganpakaisabun
- #Takkenalmakatakkebal
- COVID-19
- #pakaimasker
- #KBRLawanCovid19
- #vaksinasicovid-19
- #jagajarak
- #IngatPesanIbu
- #satgascovid19
- vaksin
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!