BERITA

Neraca Perdagangan RI Surplus 8 Kali Berturut-turut

"Pada Desember 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan beberapa negara yakni Amerika Serikat (AS), India sebesar dan Filipina. "

Neraca Perdagangan RI Surplus 8 Kali Berturut-turut
Tumpukan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). (Foto: ANTARA/Risyal Hidayat)

KBR, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia tercatat mencetak surplus 2,1 miliar dolar AS pada Desember 2020. Ini berarti neraca perdagangan Indonesia surplus delapan kali berturut-turut, sejak Mei 2020. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut, surplus neraca dagang ini disebabkan karena nilai ekspor Desember sebesar 16,54 miliar dolar AS. 

Angka ini lebih tinggi dari nilai impor Desember 2020 yang tercatat sebesar 14,44 miliar dolar AS.

"Posisi ekspor pada Desember ini sangat menggembirakan, karena secara month to month ekspornya meningkat 8,39 persen dan year on year meningkat 14,63 persen. (Ini disebabkan) karena adanya peningkatan ekspor dari pertanian, industri maupun tambang. Sementara impor pada Desember ini meningkat 14 persen month to month, year on year-nya turun tipis 0,47 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers melalui kanal youtube BPS, (15/1/2021).

Suhariyanto mengatakan sejumlah komoditas yang mendorong surplus bulan Desember adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Pada Desember 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan beberapa negara yakni Amerika Serikat (AS), India sebesar dan Filipina. 

Meski begitu, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok, Australia dan Brasil.

Delapan kali

BPS juga mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus delapan kali berturut-turut.

Pada 15 Oktober 2020, Kepala BPS Suhariyanto menyebut neraca dagang RI sudah lima kali surplus sejak Mei hingga September. Pada September, neraca perdagangan RI surplus 2,44 miliar dolar AS.

"Selama 5 bulan berturut-turut sejak bulan Mei Indonesia mengalami surplus, dan surplus pada bulan September ini lebih besar dibandingkan surplus bulan Agustus lalu, yang sebesar 2,35 miliar US dolar. Surplus September 2020 jauh labih besar dari posisi September 2019 yang mana kita mengalami defisit 183,3 juta US dolar," kata Suhariyanto (15/10/2020).

Setelah itu, BPS juga mencatat neraca perdagangan kembali surplus pada Oktober 2020 sebesar 3,61 miliar dolar AS atau meningkat tajam dari bulan sebelumnya. Surplus terjadi karena impor turun tajam.

Selanjutnya, BPS mencatat neraca perdagangan kembali surplus pada November 2020 sebesar 2,62 miliar dolar AS. 

Menurut Suhariyanto, perbaikan ekspor ini terjadi karena naiknya permintaan dan kenaikan harga komoditas andalan terutama batubara dan minyak sawit.

Selanjutnya, BPS kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada Desember 2020 sebesar 2,1 miliar dolar AS.

Editor: Agus Luqman

  • BPS
  • neraca perdagangan
  • ekspor impor
  • ekonomi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!