BERITA

BNPB: Gempa Sinabang Aceh Tidak Berpotensi Tsunami

BNPB: Gempa Sinabang Aceh Tidak Berpotensi Tsunami
Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeuleu, Aceh. (Google Maps)

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan gempa berkekuatan megnitudo 6,1 di Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeuleu, Aceh, Selasa (7/1/2020) tidak berpotensi tsunami.

"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa yang berjarak sekitar 24 km barat daya Sinabang Aceh ini hanya menyebabkan kerusakan minor pada bangunan," jelas Kepala Bidang Humas BNPB Agus Wibowo dalam rilisnya, Selasa (7/1/2020).

"BPBD Kabupaten Simeulue melaporkan bahwa gempa yang terjadi sekitar pukul 13.05 WIB itu menyebabkan kerusakan ringan pada dua unit sarana pemerintah, yaitu keretakan ringan dan ada bangunan yang sebagian kaca jendela pecah," lanjutnya.

"Masyarakat diharapkan untuk memonitor informasi resmi kegempaan di situs BMKG atau informasi terkait lain di institusi resmi seperti BNPB dan BPBD setempat," tegas Agus.


Hindari Bangunan yang Retak

Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini juga terasa di wilayah sekitar Sinabang, seperti di Tapak Tuan, Singkil, Nias Utara, Gunung Sitoli, Medan, Nias Barat, dan Meulaboh.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Rahmat pun mengingatkan masyarakat di wilayah terdampak gempa agar tetap waspada.

"Hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali kedalam rumah," ujar Rahmat dalam rilisnya, Selasa (7/1/2020).

Editor: Agus Luqman

  • gempa
  • aceh
  • bencana
  • mitigasi bencana

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!