OPINI ANDA

Duka untuk Korban Jatuhnya Pesawat Hercules

Foto: Antara

Hingga semalam masih simpang siur jumlah pasti korban tewas akibat jatuhnya pesawat Hercules A-1310 milik TNI. Menurut Juru Bicara TNI Fuad Basya, sudah 38 jenazah yang mereka terima meski belum seluruhnya bisa diidentifikasi. Termasuk apakah korban tewas tersebut dari anggota TNI atau sipil. Menurut pejabat setempat, data manifes menunjukkan pesawat berisi 50 orang... tapi korban diperkirakan bakal terus bertambah.

Sembari menunggu kepastian penyebab jatuhnya pesawat, sejumlah hal mesti diperjelas. Seperti catatan korban yang simpang siur. TNI Angkatan Udara menyebut dari Malang, Jawa Timur pesawat terbang dengan 12 awak. Dari pangkalan Halim Perdana Kusuma, Jakarta bertambah 44 penumpang.  Kepala Staf TNI Angkatan Udara Agus Supriyatna memperkirakan jumlah penumpang kurang lebih 101 orang ditambah 12 awak pesawat.

Sedari awal mestinya perkiraan  korban bisa diketahui dari manifes daftar penumpang dan awak pesawat. Dari daftar itu pemberitahuan awal pada keluarga  bisa disampaikan. Karena merekalah yang paling berhak tahu akan nasib anggota keluarganya.  Sayangnya tak ada angka pasti baik dari para petinggi TNI atau manifes yang bisa dijadikan rujukan. Belum lagi ditambah korban warga sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

Berikutnya  adalah kelaikan pesawat. Apakah pesawat Hercules buatan Amerika yang dibuat lebih 50 tahun lalu itu masih layak pakai? KSAU Agus Supriyatna memastikan akan mengkandangkan seluruh pesawat tipe B seperti yang terjatuh di Medan. Barangkali perlu juga mengandangkan dan mengecek kelaikan Hercules tipe lain yang dimiliki TNI. Demi memastikan pesawat-pesawat tua itu aman digunakan dan  tak lagi memakan korban.

Duka terdalam untuk para korban. Semoga penyebab kecelakaan bisa segera diungkap. 

  • pesawat hercules
  • pesawat hercules jatuh

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!