HEADLINE

#Tabayyun

Foto: Amir Azhar/Indian Muslim Profesional Singapore @improfsg

Why do you share?

Everything you read tonight... All truth? You sure?

Give some care before you share

For all you’re told, is just all you know. For when you share, oh it grows

If it isn’t right, is it worth alike. Do you share?

Itulah puisi buatan Amir Azhar, pemuda muslim Singapura keturunan India, dan kawan-kawannya. Amir membacakan puisi itu dalam Young Southeast Asian Muslim Forum, di Singapura, pertengahan April lalu.

Puisi Amir berangkat dari pengalaman teman-temannya yang sering menyebarkan konten di media sosial tanpa mencek kebenarannya –hal yang juga lazim di Indonesia.

Rupanya generasi muda kedua negara punya masalah yang sama. Pengguna media sosial jarang berpikir ketika menyebarkan artikel ke linimasa. Apa lagi bila tulisan-tulisan itu berasal dari situs yang menggunakan agama sebagai merk. Mungkin ada yang berpikir mendapatkan pahala, meski tidak pernah tahu apa kebenaran tulisannya.

Ingat berita Joko Widodo sebagai keturunan Tionghoa yang sempat nongol di Facebook Anda?

Padahal Islam sendiri sudah mengajarkan tabayyun. Konsep ini meminta kita mencek kebenaran informasi dan tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Dalam jurnalisme, semangat tabayyun masuk ke dalam aspek verifikasi dan cover both sides.

Menarik bila kita hubungkan tabayyun dengan situs-situs Indonesia bermerk Islam dan sempat diblokir. Apakah mereka betul menjadi gatekeeper informasi dan telah tabayyun? Apakah mereka betul melakukan ajaran agamanya dan tidak hanya menggunakan agama sebagai tameng belaka?

Mari kita cek: Ketika situs-situs itu merumorkan Joko Widodo keturunan Tionghoa, apakah mereka sudah mencek kebenarannya?  Dari mana sumber data dan faktanya? Apakah opini dan asumsi sudah dikesampingkan? Lalu apakah Joko Widodo diberi kesempatan menjelaskan? Saya tidak yakin mereka melakukannya.

Karena itu, benteng tabayyun kedua adalah diri kita sendiri. Apakah kita percaya begitu saja situs itu sudah akurat, tidak tersesat? Apakah informasi ini bermanfaat? Atau informasi ini hanya mengundang debat?

Mengutip Amir, "Give some care before you share." 


Penulis adalah jurnalis KBR, peserta Young Southeast Asian Muslim Forum 2015 di Singapura. 

  • Muslim
  • Tionghoa
  • Jokowi
  • Tabayyun
  • cover both sides
  • Toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!