Mari kita berhitung: 1..2.. 3.
Begitu Anda sampai di angka 3, ada 1 orang yang menderita Alzheimer . Ini adalah sindrom pengerutan otak yang menyebabkan demensia alias pikun. Ciri yang paling umum adalah penurunan daya ingat, sulit fokus, serta emosi yang mudah berubah.
Ini bukan perkara sepele. Di dunia pada 2050 nanti diperkirakan ada 150 juta orang yang mengalami demensia. Di Indonesia diperkirakan ada 1,2 juta orang yang mengalami pikun. Dan ini bakal terus bertambah. Angka harapan hidup yang makin tinggi membuat populasi lansia makin besar pula. Tapi gaya hidup yang tidak sehat ikut mendorong makin banyaknya orang yang mengalami Alzheimer.
Ini artinya, keluarga ikut terdampak -- mulai dari keluar biaya besar mengurus Orang Dengan Demensia (ODD) sampai kehidupan pribadi yang terganggu. Karena itu, kita mesti bersiap dari sekarang; belajar mengenali gejala Alzheimer sehingga bisa mencegahnya. Juga belajar merawat lansia yang pikun.
Yang dibutuhkan tak hanya kesiapan dari level keluarga, tapi juga negara. Indonesia patut bangga karena sejak 2016 lalu jadi negara pertama di Asia Tenggara yang punya strategi nasional penanggulangan Alzheimer. Salah satunya dengan memastikan kesiapan Puskemas menangani masalah kesehatan lansia. Tapi ini hanya salah satu. Perlu ada langkah lainnya untuk memastikan kualitas hidup lansia, juga pendampingnya, lebih baik.