OPINI

S.O.S., KPK dalam Bahaya!

Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman

Nama Aris Budiman tiba-tiba memenuhi berbagai pemberitaan media massa. Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mencuri perhatian publik ketika menghadiri rapat Panitia Khusus Angket Kinerja KPK di DPR. Ia tetap hadir, meski dilarang pimpinan KPK.

Bagi sebagian orang, terutama pendukung Pansus Angket, Aris Budiman tampil bak pahlawan. Ia membuka rahasia dapur KPK. Namun, sebagian lain menganggap Aris Budiman sebagai penyusup dan pengkhianat. Seorang pemain yang layak dikartu merah, dikeluarkan dari KPK. Apalagi, belakangan Aris Budiman yang berpangkat Brigadir Jenderal Polisi itu melaporkan penyidik KPK Novel Baswedan ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Polisi pun merespon cepat laporan itu.


KPK sedang dalam bahaya. Di tengah serangan bertubi-tubi dari politisi di DPR, KPK harus menghadapi pembusukan dari dalam. Aris Budiman bukan satu-satunya pegawai KPK yang mbalelo terhadap pimpinan. Salah seorang bekas pimpinan KPK pun meragukan loyalitas pegawai KPK yang berasal dari institusi Polri, seperti Aris Budiman.


Di tengah keprihatinan publik terhadap kondisi KPK, banyak orang tertawa riang. Orang-orang yang menginginkan KPK lemah, sehingga orang-orang yang menikmati uang haram bisa lepas dari jeratan. Tampilnya Aris Budiman ke permukaan makin menguatkan dugaan saat ini KPK sedang menghadapi kegentingan, lebih genting dari situasi Cicak versus Buaya sebelumnya.


Publik berharap pimpinan KPK bergegas melakukan tindakan tegas, pembersihan internal, dan menata kembali struktur di dalamnya. Pimpinan KPK harus menyadari situasi ini tidak bisa dibiarkan lebih lama, karena bisa menjatuhkan mental dan semangat pegawai KPK secara keseluruhan. Sedangkan, di pundak pimpinan KPK terdapat tanggung jawab yang berat: menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia.

 

  • Pansus Angket KPK
  • Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman
  • #novel baswedan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!