OPINI

Mencari Manusia Setengah Dewa

Pansel capim KPK dan pimpinan KPK
Panitia seleksi calon pimpinan KPK bertemu dengan pimpinan lembaga antirasuah tersebut membahas proses seleksi pimpinan KPK jilid V. (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso).

Tugas berat menanti sembilan orang anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak pendaftaran dibuka 17 Juni lalu, baru sekitar 100 orang yang mendaftar. Kebanyakan berlatar belakang dosen dan pengacara. Padahal waktu pendaftaran ditutup Kamis besok. 

Dengan jumlah minim itu, panitia seleksi harus memilih orang yang memenuhi persyaratan dan kriteria ketat. Mulai dari pengalaman, integritas, hingga rekam jejak terbaik. Ini bukan pekerjaan mudah, karena ibarat mencari manusia setengah dewa untuk mengelola KPK selama lima tahun ke depan. 

Bandingkan dengan calon pendaftar pada 2007 yang jumlahnya mencapai 700 orang. Semakin banyak orang mendaftar, semakin banyak pilihan bagi panitia seleksi untuk mencari yang terbaik.

Panitia Seleksi patut mempertimbangkan untuk memperpanjang masa pendaftaran, dan bekerja lebih giat menjemput bola mendatangi orang-orang yang dirasa memenuhi kriteria. Belum lagi pendaftar dari para aktivis pegiat antikorupsi sangat minim atau hampir tidak ada. Mereka perlu ditantang apakah berani terjun langsung sebagai penegak hukum pemberantasan korupsi.

Saat ini banyak kekhawatiran terhadap nasib dan masa depan KPK. Mulai dari perlawanan dari para tersangka hingga terpidana korupsi, konflik internal di tubuh KPK, ancaman terhadap independensi KPK yang berasal dari lembaga kepolisian dan kejaksaan, hingga ancaman campur tangan dari elite politik.

Kursi pimpinan KPK tidak boleh jatuh ke tangan orang-orang berintegritas rendah, atau yang memiliki rekam jejak tercela, atau para pengangguran pemburu pekerjaan. Panitia seleksi harus memilih orang-orang terbaik, tanpa harus memikirkan target berapa banyak yang lolos. Karena calon-calon itu masih harus diseleksi lagi di DPR. Jika hasilnya ada calon tak bermutu, bisa jadi itu yang justru yang bakal dipilih. 

  • KPK
  • Pansel Capim KPK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!