OPINI

Penjara dan Wibawa Negara

Aksi parodi napi korupsi Setya Novanto plesiran

Setelah Setya Novanto  tertangkap basah plesir di luar penjara, Menkopolhukam Wiranto  angkat bicara. Kata Wiranto, banyak napi korupsi yang plesiran karena penjara Sukamiskin ada di tengah kota. Karena itulah pemerintah kembali memikirkan lokasi lapas di tempat terpencil.

Setya Novanto mendekam di penjara dengan vonis 15 tahun penjara karena korupsi proyek e-KTP. Pekan lalu, ia izin berobat di rumah sakit di Bandung. Bukannya langsung kembali ke penjara, ia malah plesir dulu. Ini pun bukan pelanggaran pertama yang dilakukan Setya Novanto. April lalu ia terlihat bersantap di sebuah rumah makan. Ombudsman pun mendapati perlakuan istimewa bagi Setya di penjara.

Kini Setya Novanto sudah dipindahkan ke penjara Gunung Sindur. Aturan tak mungkin diakali, tak mudah keluar masuk sel, izin berobat pun dipersulit. Pokoknya, ketat. Tapi apakah ini artinya penjara lain kurang ketat? Tentu kita ingin semua penjara sama ketatnya dong.

Memindahkan para tahanan ke penjara di pulau terpencil juga tak serta merta jadi solusi selama para petugasnya korup. Kalau penjara yang ada di tengah kepadatan penduduk saja para tahanan bisa keluar masuk, bagaimana pula kalau penjara ada di antah berantah? Persoalan penjara memang pelik. Tapi para penjaga penjara mesti menegakkan aturan kalau mau Negara ini berwibawa di hadapan para pesakitan. Tanpa itu, maka tidak akan ada orang yang kapok dipenjara. 

  • Setya Novanto
  • napi korupsi
  • Wiranto

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!