OPINI

2019-06-10T00:11:00.000Z

Menyorot Disiplin ASN

"ASN adalah wajah pemerintah dan birokrasi kita. Selama ini, persepsi umum terhadap ASN adalah disiplin yang rendah, kinerja yang buruk dan tak punya mental melayani. "

Ilustrasi: Aparat Sipil Negara (Foto: Antara/Rahmad).
Ilustrasi: Aparat Sipil Negara (Foto: Antara/Rahmad).

Hari ini, yang bakal jadi sorotan adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN). Sejak jauh-jauh hari sudah muncul peringatan: ASN dilarang membolos. Sebab hari ini, semua ASN sudah diharuskan kembali bekerja. Kalau bandel, siap-siap saja kena sanksi disiplin, juga pemotongan tunjangan kinerja. Jika ada ASN yang tetap bandel dan kena sanksi, penjatuhan hukuman disiplin pun mesti ditembuskan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kepala Badan Kepegawaian Negara.

ASN adalah wajah pemerintah dan birokrasi kita. Selama ini, persepsi umum terhadap ASN adalah disiplin yang rendah, kinerja yang buruk dan tak punya mental melayani. Padahal itulah sejatinya tugas ASN: melayani publik. Tentu ada juga ASN yang berprestasi, cemerlang dan berdedikasi tinggi. Tapi nila setitik kadang memang merusak susu sebelanga.

Karenanya banyak sambutan positif terhadap Peraturan Pemerintah tentang Penilaian Kinerja ASN. Intinya, memastikan ASN bekerja sesuai target. Kalau tidak, siap-siap kena sanksi – termasuk pemecatan. Tanpa pengukuran kinerja yang tepat, maka ASN hanya akan jadi beban dan mencoreng wibawa negara. Apalagi jumlahnya pun besar: lebih 4 juta orang sampai akhir tahun lalu. Karenanya PP ini diharapkan bisa memberi motivasi sekaligus sanksi yang jelas bagi para pelayan publik ini.

Salah satu pembuktiannya tentu hari ini: hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran. Kita tentu berharap tak banyak ASN yang bolos hari ini sehingga pelayanan publik bisa kembali normal. Para ASN juga mesti berani mendobrak stigma yang selama ini melekat dengan memberikan kinerja dan pelayanan terbaik. Demi publik. 

  • ASN

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!