OPINI

Ironi Lulusan SMK

Siswi SMK sekolah sambil jual cilok

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sejak awal digadang-gadang jadi pencetak tenaga kerja siap pakai. Nyatanya justru jadi penyumbang terbesar angka pengangguran di tanah air. Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat dari total 7 juta orang pengangguran, lulusan SMK lebih dari 10 persen. Angka ini tak banyak berubah dibanding Agustus tahun lalu. Apa yang salah?

Pemerintah mengklaim telah berupaya mengurangi pengangguran lulusan SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan misalnya, dengan menjalankan Inpres tentang revitalisasi SMK. Harapannya lulusan SMK bisa sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan industri. Tapi kendala lain adalah cekaknya lapangan kerja. Tapi ini dibantah Kementerian Perindustrian yang bilang kemampuan kerja lulusan SMK lah yang masih di bawah kebutuhan industri. Penyebabnya, sekolah kejuruan kalah cepat dengan perkembangan teknologi. Sementara menurut Kementerian Tenaga Kerja, solusinya adalah latihan bagi lulusan SMK di Balai Latihan Kerja (BLK) . 

Sepertinya semua sudah kasih solusi. Di atas kertas, semua bagus. Tapi pengangguran itu nyata adanya. Ini saatnya duduk bersama, cari solusi terbaik bagi lulusan SMK. Bagaimana pun juga, pendidikan adalah investasi kualitas sumber daya manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Dan kita berkejaran dengan waktu. Jangan sampai bonus demografi tahun 2030 nanti berubah jadi bencana demografi karena para usia produktif jadi penganguran.

  • BPS
  • lulusan SMK
  • pengangguran
  • BLK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!