OPINI

Pendidikan yang Menggembirakan

"Bagaimana bisa anak bergembira, bila kekerasan dan perundungan masih terjadi di lembaga pendidikan? "

Masa Orientasi Sekolah
Kemendiknas melarang pelaksanaan perpeloncoan dan atributnya pada masa orientasi siswa (MOS). (Foto: Antara/Oky Lukmansyah).

Minat anak bersekolah disebut semakin menurun. Penyebabnya ditengarai karena kerap berubahnya sistem pendidikan dan terjadinya kekerasan. Belum lama kisruh penerimaan siswa baru berbasis zonasi terjadi di berbagai daerah. Pun dengan kekerasan yang telah menelan korban jiwa saat orientasi murid baru.

Masalah ini berlarut tak juga bisa dituntaskan. Ganti menteri, berubah pula kebijakannya. Begitu terus, ujungnya anak yang jadi korban.

Hari ini kita memperingati hari anak. Tema besar yang diusung, "Peran Keluarga dalam Perlindungan Anak". Tapi bagaimana bisa melindungi anak bila hak anak mendapat pendidikan yang layak pun kerap tak terpenuhi.

Begitu juga dengan slogan yang dikampanyekan, "Kita Anak Indonesia, Kita Gembira". Bagaimana bisa anak  bergembira, bila kekerasan dan perundungan masih terjadi di lembaga pendidikan? Lihatlah di Palembang,  dua siswa sebuah sekolah meninggal  pada pekan lalu  diduga karena disiksa saat Masa Orientasi Sekolah (MOS). 

Tentu bukan pendidikan mengerikan semacam itu yang diinginkan orang tua bagi anaknya. Itu sebab para pemangku kepentingan di bidang pendidikan juga anak mesti segera duduk bersama merumuskan cetak biru pendidikan nasional. Demi memberi perlindungan bagi hak anak mendapat pendidikan yang layak dan  menggembirakan. 

  • pendidikan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!