OPINI

Ricuh di Bulan Ramadhan

Kericuhan demo di depan Bawaslu

Lantunan salawat dari toa masjid tak menghentikan hujan batu gas air mata. Jelang waktu berbuka puasa, kemarin sore, massa menggempur polisi yang berjaga di atas jalan layang salah satu mal di Jakarta Barat. Ricuh juga terjadi di sekitar gedung Badan Pengawas PemilU (Bawaslu)  di pusat kota Jakarta.

Sebetulnya semula demonstrasi berlangsung damai. Ini demo untuk menyikapi hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019. Massa aksi dan aparat sudah saling berpamitan, lantas membubarkan diri. Tapi situasi berbalik dan terjadilah ricuh yang merembet dari area Bawaslu ke titik-titik lain.

Korban berjatuhan. Setidaknya enam meregang nyawa, ratusan luka-luka. Beginikah Ramadan yang semestinya membawa damai?

Kita tidak mentolerir kekerasan. Sama sekali. Joko Widodo dan Prabowo Subianto  dalam waktu yang hampir bersamaan juga menyatakan ketidaksetujuan mereka atas kerusuhan yang terjadi. Lantas apa arti semua ini?

Polisi dan Badan Intelijen Negara menyebut ada penumpang gelap di aksi kali ini. Ada skenario untuk membuat kekacauan. Polisi pun sudah menangkap ratusan provokator yang ikut mengipasi situasi. Ini yang mesti diinvestigasi menyeluruh. Dan saling mengingatkan untuk tak menebar atau termakan narasi kebencian.  

  • bawaslu
  • Jokowi
  • Prabowo Subianto

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!